Logo Heal

SPIRITUAL

Spiritual

Islam dan Kesehatan Mental: Panduan Menemukan Kedamaian Jiwa

Oleh :

Masalah kesehatan mental menjadi perhatian serius di tengah masyarakat modern saat ini. Data World Health Organization (WHO) regional Asia Pasifik menunjukkan jumlah penderita gangguan mental di Indonesia sebanyak 9.162.886 kasus atau sebanyak 3,7% dari populasi di tahun 2018.

Masalah kesehatan mental adalah kondisi psikologis di mana seseorang terganggu mental dan jiwanya. Hal tersebut menyebabkan seseorang mengalami stres, kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya.

Beberapa kondisi bisa menjadi penyebab seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, antara lain:
● Faktor genetik
● Memiliki kelainan pada otak.
● Mengalami diskriminasi dan stigma.
● Cedera pada kepala.
● Kekerasan dalam rumah tangga atau bentuk pelecehan lainnya.
● Memiliki riwayat kekerasan saat kanak-kanak.
● Kehilangan orang terdekat.
● Mengkonsumsi zat racun, alkohol atau obat-obatan terlarang.
● Masalah ekonomi atau sosial.
● Stres berat berkepanjangan.
● Merasa kesepian.
● Lingkungan tempat tinggal yang buruk.
● Mengalami trauma yang signifikan, seperti perang, kecelakaan serius atau tindakan kriminal lainnya.

Faktor-faktor lain yang beresiko meningkatkan masalah kesehatan mental adalah:
● Proses kehamilan dan melahirkan.
● Memiliki masalah di masa tumbuh kembang atau masalah gaya hidup
● Menjalani profesi yang memicu stres, seperti dokter dan pengusaha.
● Pernah mengalami masalah kesehatan mental sebelumnya..
● Sulit menerima kegagalan.

Agama Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan mental. Sebagaimana termuat dalam ayat Al-Qur’an dan hadits.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (Q.S: Ar-Rad ayat 28).

Konsep kesehatan mental dalam Islam berbeda dan khas jika dibandingkan dengan konsep kesehatan mental secara umum. Namun dalam penyelesaiannya sama-sama bertujuan untuk mencari kesejahteraan jiwa dan raga.

Ibnu Qoyyim Al Jauziyah dalam kitab Al Thibun Nabawi menjelaskan bahwa pemahaman terhadap masalah jiwa harus didahulukan sebelum mengobati masalah jasmani. Sebab, jiwa yang sehat adalah kunci menyembuhkan penyakit jasmani.

Pandangan Islam melihat masalah kesehatan mental berkaitan dengan iman dan takwa. Agama adalah kunci ketenangan batin. Hal tersebut berkaitan dengan fitrah manusia yang diciptakan Allah SWT memiliki naluri untuk beragama tauhid.

Pengingkaran seseorang terhadap fitrahnya adalah bentuk penyimpangan oleh pengaruh lingkungan dan pribadi. Penyimpangan ini yang membuat hati tidak nyaman.

Lantas, bagaimana Islam mengatasi masalah kesehatan mental?

Terapi Agama
Psikoterapi keagamaan bertujuan untuk menyembuhkan sisi spiritual manusia. Mengembalikan manusia pada fitrahnya, yakni kembali kepada agama tauhid. Psikoterapi keagamaan diberikan dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam.

Islam memberikan panduan bagaimana manusia sebaiknya hidup terbebas dari rasa cemas, tegang, depresi, dan sebagainya. Melalui doa-doa, manusia diharapkan dapat kembali mengingat Allah SWT.

Melaksanakan shalat dengan khusyu akan menghadirkan rasa tenang, tentram dan damai. Rasulullah SAW selalu mengerjakan shalat ketika ditimpa masalah yang membuat dirinya menjadi gelisah.

Hudzaifah RA ia berkata; “Jika Nabi Shallallahu Alaihi Wa’sallam merasa kegundahan karena suatu perkara, maka beliau menunaikan shalat” (HR. Abu Dawud).

Puasa melatih seseorang untuk sabar dalam melawan nafsu seperti lapar, haus, marah, dan nafsu-nafsu lainnya. Puasa berarti mengistirahatkan perut dari makan berlebih, sehingga kondisi fisik menjadi lebih sehat.

Seseorang akan merefleksikan diri terhadap kondisi orang lain yang lebih kesusahan saat puasa. Dengan demikian menumbuhkan rasa empati dan tindakan tolong menolong pada sesama.

Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam situs Mental Health Foundation, tindakan berbuat baik terbukti meningkatkan rasa bahagia dan menaikkan harga diri seseorang.

Psikoterapi agama dengan menunaikan ibadah haji dapat melatih kesabaran, melatih jiwa untuk berjuang, dan mengontrol hawa nafsu. Karena, dalam pelaksanaan ibadah haji syarat akan aturan dan makna. Selain itu, ibadah haji juga dapat menghindarkan dari sifat sombong dan arogan.

Dzikir akan membuat hati dan jiwa menjadi tenang dan tentram. Dengan berdoa seorang hamba dapat mencurahkan keluh kesah yang dialaminya.

Memanjatkan doa dapat memunculkan harapan dan bentuk penyerahan diri terhadap Yang Maha Esa. Dengan demikian hati menjadi lebih tenang, damai, dan optimis.

Terapi Biologis
Menjaga dimensi biologis sangat ditekankan dalam Islam untuk menjaga kesehatan fisik dan mental Tindakan ini berkaitan pada pencegahan dan pengendalian diri.

Misalnya, melampiaskan nafsu dengan cara yang halal dan diizinkan oleh syariat. Melampiaskan nafsu seksual dengan cara menikah dan menghindari zina. Jika dirasa belum mampu, maka tundukan kepada dan berpuasa.

Melampiaskan nafsu lapar dengan makan makanan halal dan tidak membahayakan. Tidak mengkonsumsi yang haram, seperti minuman keras, narkoba, darah, daging babi, dan masih banyak lagi.

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi rokok, narkoba, dan alkohol berpotensi meningkatkan masalah mental.

Mengendalikan diri dari melakukan hal-hal berlebihan juga penting. Perilaku berlebihan dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental. Misalnya, berlebihan makan dapat menyebabkan obesitas, meningkatkan resiko penyakit kronis, dan gangguan mental.

Menanamkan nilai-nilai dan kebiasaan baik
Penyembuhan masalah kesehatan mental harus dibarengi kesadaran diri dan kemauan menjadi lebih baik. Kesadaran diri berkaitan dengan pembentukan karakter dan jasmani yang sehat. Rasulullah SAW mengajarkan kepada para sahabat untuk menciptakan ruang aman bagi dirinya dan orang-orang sekitar.

Rasulullah SAW telah menegaskan betapa pentingnya bagi seorang muslim untuk mengembangkan semangat juang, percaya diri, dan teguh pendirian. Selain itu, memiliki rasa tanggung jawab, keberanian dalam bertindak, dan kemampuan untuk mengutarakan pendapat juga sangat ditekankan.

Bersikap ridha, sabar, memanfaatkan waktu dengan efektif, dan rajin berolahraga juga termasuk dalam sikap yang harus dimiliki oleh seorang muslim.

Islam tidak melarang umatnya untuk meminta bantuan medis. Sebaliknya, jika masalah kesehatan mental sudah cukup parah disarankan untuk menemui ahli kejiwaan. Hal ini dianggap sebagai bentuk ikhtiar manusia agar bisa lebih baik.

Dengan demikian, Islam tidak hanya memberikan pedoman spiritual, tetapi juga mendorong umatnya untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam merawat kesehatan mental.

Bagikan :

More Like This

Logo Heal

Kamu dapat menghubungi HEAL disini:

Heal Icon

0858-9125-3018

Heal Icon

heal@sahabatjiwa.com

Copyright © 2023 HEAL X  Sahabat Jiwa