Oleh : Hanif Eldrian
yang Ideal Bersyukur; Sebuah perilaku yang sangat sederhana untuk diucapkan namun padakenyataannya, sangat sulit untuk diterapkan dalam kehidupan. Sebuah saran, nasehat serta wejangan yang selalu jadi langganan untuk diucapkan bagi banyak orang. Memang benar, bahwa salah satu kunci utama untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera adalah dengan memperdalam rasa syukur dalam hati. Namun, hal ini tampakberseberangan dengan sifat dasar manusia yang kerap kali merasa tidak pernah adapuasnya. Kurangnya rasa syukur menjadi aktor antagonis utama yang selalu disalahkanketika seseorang tidak merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Apakah memang sulit untuk menanamkan rasa syukur? Pada dasarnya, bersyukur dapat menjadi sebuah kebiasaan kecil yang ternyata memiliki dampak besar bagi kehidupan kita. Bahkan dari rasa syukur terhadap kehidupan dan segalapencapaian yang telah kita raih, kesehatan mental juga ikut merasakan dampak positifnya.
Hal ini dapat diterima oleh dr. Valda Garcia melalui laman Klikdokter. Kadar stres dalam diri sendiri tentu akan menurun secara drastis apabila kita memiliki rasa syukur yang tinggi. Mari kita mengambil sebuah contoh nyata yang ada dalam kehidupan. Anggaplah Andarupakan seorang karyawan dengan gaji menengah. Meski pendapatan Anda tidak terlalu tinggi, namun Anda tidak terlalu dibebani dengan tanggung jawab pekerjaan yang lebih besar. Anda juga masih dapat membagikan waktu Anda untuk keluarga serta orang-orang terdekat. Jika Anda tidak mensyukuri pencapaian tersebut, Anda akan terus membandingkan diri Anda dengan rekan kerja atau bahkan atasan yang memiliki pendapatan jauh lebih tinggi dari Anda. Padahal dibalik hal tersebut, terdapatkenyataan pahit yang sebenarnya menghantui mereka. Seperti, tidak memiliki waktu luang dengan keluarga dan orang terdekat, selalu dikejar pada suatu waktu, dan lain sebagainya.
Jika terus membandingkan pencapaian Anda dengan orang lain, diri Anda akan selalumerasa di bawah tekanan. Hal ini tentu akan mempunyai pengaruh besar terhadap kestabilan mental Anda. Jika terus merasa demikian, rasa stres, minder, gangguan kecemasan ataubahkan depresi akan datang mengganggu mental Anda. Belum lagi dampak yang akanmelibatkan pihak eksternal seperti rasa balas dendam dan iri hati terhadap pencapaian orang lain. Jika sudah sampai pada keadaan tersebut, tentu hal ini akan sangat mengganggukesehatan mental anda.Oh, sebelum anda berusaha menyanggah dan beranggapan bahwa rasa syukur hanya akanmembuat diri anda tidak berkembang karena selalu merasa cukup, Tentu anda salah besar.
Setidaknya pernyataan tersebut lagi-lagi didukung oleh dr. Valda Garcia yangmengungkapkan, bahwa rasa syukur justru dapat membantu kita dalam meningkatkankemampuan diri. Selain meningkatkan diri, kita juga dapat mempersiapkan diri untuk halbesar yang akan menanti kita dalam kehidupan. Sampai disini tentu kita mulai menyadariseberapa dahsyatnya rasa syukur untuk kesehatan mental kita, bukan?Inti dari bersyukur, bukan hanya sambutan pada selalu merasa cukup akan pencapaian kita.
Tetapi juga ikut memberikan penghargaan yang setimpal untuk diri sendiri yang telah susah payah bekerja keras untuk mencapai pencapaian tersebut. Bukan berarti Anda tidak boleh mengembangkan diri. Tetapi, niat dan motivasi yang berbeda akan muncul ketika Anda telah menanamkan rasa terima kasih terlebih dahulu sebelum Anda mulaiberusaha untuk mengembangkan diri. Tidak ada rasa iri, dengki, serta dendam terhadappencapaian orang lain. Anda juga akan lebih santai dalam menjalani proses pengembangandiri. Tidak ada rasa stres, insecure, atau bahkan overthinking terhadap masa depan Anda.
Jika Anda masih merasa kesulitan untuk menanamkan rasa syukur, mungkin pernyataan dari Pakar Psikologi Islam, Dr. Bagus Riyono, MA perlahan dapat membantu Anda. Beliaumenyatakan, bahwa kunci untuk menjaga kesehatan mental adalah dapat menerimakenyataan dan dapat membedakan antara kenyataan dan kebenaran. Nah, salah satu bentuk nyata yang dapat Anda lakukan untuk menerima kenyataan adalah dengan bersyukur dan selalu menyingkirkan sisi negatif yang ada, baik dari dalam diri sendiri maupun hal-hal negatif yang bersumber dari luar. Jika kembali membahas contohkasus yang telah dibahas sebelumnya, ketika Anda tidak bersyukur maka skenarioterburuknya adalah Anda akan memiliki penyakit hati terhadap orang lain. Hal ini tentu dapatdihindari dengan bersyukur akan segala hal.
Kembali mengutip pernyataan Dr. Bagus Riyono, MA, Ketidakpastian masa depan sertaketidakberdayaan manusia menuntut kita untuk tidak pernah kehilangan harapan sertaselalu memiliki pegangan yang kuat. Berangkat dari pondasi ini Anda akan selaluberkembang kearah yang positif sebagai sebuah manusia, seraya terus mensyukuri segalaperkembangan serta pencapaian tersebut.
Nah, setelah membaca penjelasan terkait rasa bersyukur dan kesehatan mental, tentu kini fokus Anda telah bergeser, yakni memahami apakah ada bukti konkrit atau hasilpenelitian yang menyatakan bahwa bersyukur dapat menjaga kesehatan mental? Meskidiluar sana sudah banyak sekali bukti serta penelitian yang dapat menjawab pertanyaandan rasa penasaran Anda, kami akan memberikan contoh kecil yang diperoleh melalui duajurnal ilmiah berikut ini.Yang pertama bersumber dari Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol.14, No.1 (2021) dari lembagapenelitian masyarakat pengabdian Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan,bertajuk “Efek Syukur terhadap Kesehatan Mental: Tinjauan Sistematis”. Prystia RianaPutri, Artika Nurrahima, serta Megah Andriany melakukan Analisis data melalui enam jurnalatau penelitian yang mereka dapatkan melalui sumber database sciencedirect dan PubMed.Hasil analisis mereka menyatakan, bahwa Dengan memperbanyak rasa syukur dalam hati,dapat meningkatkan emosi positif, memperbaiki hubungan sosial, serta dapat menciptakan lingkungan yang positif juga. Hal ini akhirnya dapat memberikan kepuasan hidup bagi siapa saja yang selalu menuangkan rasa syukur. Lalu jurnal kedua sekaligus penutup pembahasan kita pada artikel kali ini, bersumber dariJournal of Islamic and Contemporary Psychology Vol. 3, No.1s (2023) dari FakultasPsikologi Universitas Islam Riau, yang berjudul “Efektivitas Kebersyukuran dalamMeningkatkan Kesehatan Mental: Sebuah Studi Pustaka”. Pada penelitian ini, Rifka Nur’aini Oktaviani dan Qurotul Uyun melakukan metode yang kurang lebih sama dengan penelitian yang telah dibahas sebelumnya. Setelah menganalisis enam jurnal yang memiliki topikselaras, Penelitian ini mendapat kesimpulan bahwa kebersyukuran memiliki efektivitas dalam meningkatkan kesehatan mental.Sembari menutup dan memberikan kesimpulan pada artikel kali ini, kami bermaksud mengajakseluruh pembaca untuk dapat menunjukkan rasa syukur dalam hati sejak dini. Apalagi,Menurut data yang telah diperoleh melalui berbagai penelitian serta pendapat para ahli,Bersyukur menjadi sebuah perilaku positif yang tentunya juga menjadi landasan yang kuatbagi Anda yang akan mengembangkan diri kearah yang lebih baik lagi.