Logo Heal

MENTAL HEALTH

Mental Health

Yovania, Tiktokers Lulusan UI Sebagai Penyintas Bipolar

Oleh :

Yovania Asyifa Jami adalah seorang penyintas Bipolar Disorder berhasil jadi mahasiswa vokasi Universitas Indonesia peminatan Public Relations, namun perjuangannya berat karena sempat ditolak beberapa kampus karena riwayat bipolarnya. Bahkan kini sudah berhasil lulus dengan IPK tinggi.

Yovania mengaku mengalami bipolar karena trigger secara bertahap, mengingat banyak sekali hal yang runtut terjadi seperti perceraian, pembelian di sekolah, dan tidak bisa menyalurkan emosi dengan baik.

Perjalanan didiagnosa bipolar dimulai tahun 2018 Yova tidak tahu siapa dirinya, saat ditanya nama bukan menjawab Yova melainkan Anto dan sebagainya. Berdelusi mempercayai sesuatu yang tidak ada, contoh lainnya mempercayai dirinya adalah putri kerajaan yang sedang diculik. Mengalami paranoid misal ada router wifi menyuruh untuk mematikannya karena mengira itu penyadapan, berhalusinasi jadi bisa melihat dan mendengarkan dimana orang lain sebenernya tidak ada contohnya “kamu sudah tidak pantes untuk hidup, kamu harus sudah mati”, lalu saat sedang jalan di sekitar merasa orang sedang membicarakan dirinya, suara menjadi lebih berat banget kaya suara cowok hal itupun menjadi salah satu faktor keluarga meyakini sedang kerasukan setan.

Akhirnya dibawa ke tempat ruqyah karena keluarga mengira kerasukan setan mengingat saat tahun 2017/2018 sedang trend ruqyah dan keluarga sempat denial merasa ga mungkin Yova mengalami gangguan jiwa karena anaknya pinter, baik, manis.

Tempat ruqyah meminta Yova diinapkan karena sangat parah. Akhirnya dikurung dalam ruangan sendirian dan karena histeris berontak kedua tangan diborgol di tempat tidur membuat tanda bekas luka. Selain itu, badan bau pesing karena buang air di tempat tidur.

Hal yang diinget saat di sana beberapa orang tadarus bersama di luar ruangan dan shalat berjamaah tapi tidak tahu untuk dirinya atau bukan. Beberapa hari tidak ada perubahan sama sekali malah lebih parah. Bersyukur orang tua merasa tidak beres akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa.

Awal masuk Rumah Sakit Khusus Duren Sawit di taruh di ruang gaduh gelisah, karena kesadaran hanya 10%. Dimana itu merupakan para pasien yang parah, ruangannya dipenuhi pasien yang berlalu-lalang, ada yang histeris. Ketika membaik pasien akan pindah secara bertahap hingga ke ruangan biasa saat sudah stabil.

Awalnya didiagnosis skizofrenia tapi saat beberapa hari dirawat melihat beberapa pola baru jadi dikategorikan bipolar tapi tipenya belum ketahuan (unspesific) karena pola masih kurang teratur. Di rumah sakit jiwa selama 21 hari di sana diberi obat obatan, terapi rehabilitasi sosial degan berkegiatan menggambarkan, membuat pernak pernik, membuat afirmasi positif untuk dibaca setiap harinya supaya dapat mengingat.

Beberapa tahun setelah sembuh, sempat 3 bulan tidak minum obat karena percaya diri sudah sembuh. Lambat laun ada masalah keluarga sehingga memutuskan untuk staycation di hotel untuk menenangkan diri. Ternyata saat di hotel lebih parah, mulai berpikir aneh seperti merasa tidak ada yang sayang, lalu jedotin kepala ke tembok. Sadar tindakan itu tidak baik, sehingga memutuskan sendiri untuk ke Rumah Sakit Jiwa.

Beda dengan sebelumnya, saat masuk Rumah Sakit Jiwa yang kedua langsung ke ruangan biasa bahkan hanya 5 hari di sana. Karena keadaan masih sadar dan tenang, hanya saja mikir yang aneh seperti ingin bunuh diri. Hanya butuh istirahat dan penanganan yang tepat supaya tubuh tenang. Mengingat saat marah tidak bisa memberhentikan.

Sebagai penyintas bipolar disorder wajib minum obat antipsikotik. Karena jika tidak bisa kambuh, seperti akan sulit tidur teratur, implusif belanja yang tidak penting, lambat laun mengalami fase depresi merasa ga ada tenaga, hanya di kasur menangis tanpa sebab bahkan berfikir bunuh diri.

Bagikan :

More Like This

Logo Heal

Kamu dapat menghubungi HEAL disini:

Heal Icon

0858-9125-3018

Heal Icon

heal@sahabatjiwa.com

Copyright © 2023 HEAL X  Sahabat Jiwa