HEALmates. Kalau kamu sedang membaca ini sambil menahan napas panjang, mungkin kamu sedang dalam fase berat. Fase di mana kepercayaan yang dulu kamu jaga rapuh, tiba-tiba dihancurkan oleh pengkhianatan. Entah itu pasangan, sahabat, atau orang terdekat. Rasa sakit karena dikhianati punya cara unik untuk mengguncang jiwa. Rasanya seperti ditinggalkan di tengah badai tanpa arah. Kamu mulai mempertanyakan segalanya:
“Kenapa aku?”
“Apa aku kurang baik?”
“Kenapa Tuhan membiarkan ini terjadi?”
Tapi HEALmates, percayalah dalam luka yang dalam banyak orang menemukan dirinya kembali. Luka bisa menjadi pintu pembuka untuk belajar penyembuhan secara spiritual.
Apa Itu Spiritual Healing Setelah Dikhianati?
Spiritual healing adalah proses penyembuhan batin dengan cara menyadari kehadiran Tuhan dan menemukan makna hidup di balik peristiwa pahit. Dengan kata lain kita akan mengalami fase move up. Fase naik level dalam kedewasaan jiwa.
Dalam Journal of Clinical Psychology (Laaser, 2017), disebutkan bahwa pengkhianatan dapat memicu trauma karena dikhianati oleh orang yang dipercaya. Gejalanya mirip PTSD berupa insomnia, rasa takut, dan hilangnya rasa aman. Namun, penelitian yang sama menunjukkan bahwa mereka yang menjalani proses spiritual healing seperti: berdoa, refleksi diri, dan praktik syukur justru mengalami penyembuhan. Penyembuhan ini dikenal dengan post-traumatic growth atau tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan sadar makna hidup. Sederhananya, spiritual healing lebih dari sekedar menghapus rasa sakit, melainkan menemukan kedamaian di tengah rasa sakit.
Luka Ini Nyata, Tapi Kamu Juga Nyata Kuatnya
Kita sering berpikir, “Aku harus segera kuat.” Tapi kenyataannya, kekuatan sejati justru muncul ketika kita mengakui kelemahan. Menurut riset dari Universitas Negeri Malang (2023), perempuan yang mampu mengakui rasa kecewa dan memaafkan dirinya sendiri menunjukkan penurunan signifikan dalam gejala stres pasca-trauma akibat pengkhianatan.Jadi, mengakui bahwa kamu terluka bukan berarti kamu lemah. Itu tanda kamu sadar dan siap sembuh.
Coba deh ucapkan pelan-pelan:
“Aku memang terluka. Tapi aku juga sedang belajar sembuh, dengan caraku sendiri.”
Setiap kali kamu berkata jujur seperti itu, satu lapis luka batinmu mulai melunak. kamu juga bisa pelan-pelan menerapkan spiritual healing. Apa saja langkahnya? mari kita pelajari.
Langkah Spiritual Healing yang Bisa Kamu Coba
Nah, HEALMates berikut beberapa langkah yang bisa kamu coba untuk menerapkan spiritual healing:
-
Menenangkan Jiwa Lewat Doa dan Pernafasan
Kamu nggak harus langsung “baik-baik aja”. Tapi kamu bisa mulai dari hal paling sederhana: diam dan bernapas. Ambil waktu lima menit tiap pagi, tarik napas dalam, lalu ucapkan doa yang paling kamu yakini.
“Ya Allah, tenangkan hati ini. Bantu aku memahami rencana-Mu.”
Menurut National Library of Medicine (2021), aktivitas seperti meditasi, doa, dan dzikir dapat menurunkan kadar kortisol (hormon stres) dan meningkatkan hormon dopamin yang memberi rasa damai. Bahkan dalam Islam, Allah menegaskan dalam QS. Ar-Ra’d: 28:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”
Jadi, setiap kali kamu merasa sesak karena kenangan pengkhianatan itu muncul lagi. Rasakan dan jangan lawan. Tenangkan dengan zikir, napas, dan kehadiran spiritual.
-
Menemukan Makna di Balik Luka
HEALmates, tahu nggak? Luka itu nggak selalu harus cepat hilang. Kadang, justru luka itu pintu menuju kebijaksanaan. Dalam Korean Christian Youth Study (2023), ditemukan bahwa orang yang menulis refleksi spiritual dan mensyukuri pelajaran hidup dari peristiwa sulit mengalami peningkatan signifikan dalam ketenangan batin dan hubungan sosial. Coba kamu tanyakan pada dirimu sendiri:
Apa yang bisa aku pelajari dari rasa sakit ini?
Apa Tuhan ingin aku lebih mencintai diriku sendiri dulu?
Apakah ini cara Tuhan melindungiku dari jalan yang salah?
Dengan mengubah cara pandang, kamu pelan-pelan mengubah energi dari dendam menjadi kesadaran. Luka yang dulu terasa seperti akhir, kini berubah jadi awal dari bab baru atau kebangkitan spiritual.
-
Melepaskan dengan Ikhlas, Bukan Memaksa Lupa
Mengampuni bukan berarti membenarkan. Memaafkan juga bukan berarti kamu harus melupakan.Tapi memaafkan artinya kamu memilih untuk tidak lagi menyakiti diri sendiri dengan terus mengulang luka itu dalam pikiran. Seseorang disebut pulih ketika ia menerima realita tanpa perlawanan, tapi tetap berpegang pada nilai hidup yang diyakininya. Kamu boleh marah, tapi jangan tinggal di dalam amarah itu.
Coba katakan,
“Aku masih belajar ikhlas, tapi aku tidak ingin hidup dalam dendam.”
Ikhlas adalah proses. Ia tidak datang sekaligus, tapi sedikit demi sedikit. Setiap kali kamu belajar melepaskan, hatimu akan semakin lapang.
HEALmates, untukmu yang pernah dikhianati. Kamu juga seseorang yang sedang dibentuk menjadi lebih kuat, lebih lembut, dan lebih bijak. Kamu tidak perlu terburu-buru menjadi baik-baik saja. Kamu harus yakin pada satu hal yaitu percaya bahwa Allah masih dan akan selalu memegang kendali.
Setiap luka adalah guru. Setiap air mata adalah bentuk keberanian. Tuhan tidak pernah meninggalkanmu di tengah badai. Namun, hanya ingin kamu belajar mendayung dengan hati yang lebih kuat.

