HEALMates, pernah nggak sih ngerasa hati campur aduk setelah dikhianati? Rasanya seperti dunia berhenti. Luka dari perselingkuhan memang tidak hanya cuma membuat hubungan hancur. Tetapi, juga meninggalkan jejak yang dalam di batin. Kadang, butuh waktu lama untuk benar-benar pulih dan percaya lagi.
Menariknya, banyak kisah nyata tentang pengkhianatan yang akhirnya diangkat ke layar lebar. Mungkin karena banyak orang pernah berada di posisi rapuh itu. Perasaan antara ingin marah, sedih, dan perasaan campur aduk ikut dirasakan penontonnya. Film-film seperti ini sering menjadi cermin untuk kita, karena memperlihatkan sisi manusia yang paling jujur: Lewat cerita di film, kita bisa belajar memahami perasaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Kadang malah terasa lebih relate, ya? Dari situ, kita bisa mulai berpikir tentang cara menyembuhkan diri sendiri dan memahami hubungan dengan lebih bijak. Yuk HEALMates, intip deretan film yang diangkat dari kisah nyata perselingkuhan berikut berikut:
1. Ipar Adalah Maut (2024)
Film ini viral karena diadaptasi dari kisah nyata yang pertama kali dibagikan oleh Eliza Sifaa di media sosial. Disutradarai Hanung Bramantyo dan dibintangi Michelle Ziudith, Deva Mahenra, serta Davina Karamoy, film ini menceritakan Nisa, seorang istri yang hidupnya hancur setelah adik kandungnya sendiri, Rani, menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya.
Film ini menjadi potret kelam tentang pengkhianatan yang datang dari orang terdekat. Dari sudut pandang psikologis, film ini menggambarkan betapa rumitnya trauma kepercayaan (betrayal trauma). Si korban (Nisa) tidak hanya kehilangan pasangan, tapi juga figur keluarga yang seharusnya dia percaya.
2. Hati Suhita (2023)
Terinspirasi dari kisah nyata seorang pengasuh pondok di Jawa Timur, film Hati Suhita karya Archie Hekagery ini menggambarkan pergulatan batin seorang perempuan salehah yang dijodohkan dengan laki-laki yang masih mencintai mantannya.
Diperankan Nadya Arina dan Omar Daniel, film ini menyentuh isu konflik emosional dalam pernikahan religius, ntara kewajiban, cinta, dan luka. Menonton film ini bisa membantu kita memahami bahwa spiritualitas dan penerimaan diri adalah bagian penting dari spiritual healing setelah dikhianati.
3. A Royal Affair (2012)
Berlatar abad ke-18 di Denmark, film ini diangkat dari kisah nyata Ratu Caroline Matilda dan Johann Friedrich Struensee, dokter kerajaan yang terlibat dalam cinta terlarang. Keduanya terikat karena kesamaan pandangan progresif terhadap kebebasan berpikir. Namun, cinta mereka berujung tragis. Film ini menggambarkan bahwa bahkan dalam kekuasaan, manusia tetap rapuh oleh hasrat dan pilihan hati. Film ini juga memperlihatkan tekanan sosial dan moral yang bisa menimbulkan stres serta rasa bersalah mendalam. Tema yang masih sangat relevan dengan dinamika hubungan modern ya HEALMates.
4. Layangan Putus the Movie (2023)
Diadaptasi dari kisah viral Mommy ASF, film ini sukses menjadi simbol luka banyak perempuan. Diperankan oleh Reza Rahadian, Anya Geraldine, dan Raihaanun. Kisah Kinan yang dikhianati suaminya mengangkat trauma akibat kehilangan kepercayaan dalam pernikahan.
Dari sisi psikologis, film ini memperlihatkan bagaimana seseorang bisa mengalami emosional burn out dan rasa kehilangan identitas diri setelah dikhianati. Namun, pada akhirnya juga mengajarkan proses self-recovery dan self-worth kemudianmenemukan kembali harga diri setelah kepercayaannya dihancurkan.
5. Norma: Antara Mertua dan Menantu
Film ini mungkin yang paling ekstrem. Terinspirasi dari kisah nyata, Norma harus menghadapi kenyataan bahwa suaminya berselingkuh dengan ibunya sendiri. Dibintangi oleh Elma Theana, film ini menggambarkan trauma berlapis: dikhianati pasangan sekaligus keluarga inti.
Kasus seperti ini kerap menimbulkan trauma kepercayaan mendalam dan gangguan kecemasan pascatrauma (PTSD). Meski sulit diterima, film ini membuka ruang diskusi tentang dampak psikis dari pengkhianatan keluarga. Selain itu, kita dampak melihat bahwa dampak penghianatan selain menghancurkan hubungan juga dapat memutus relasi keluarga.
6. La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka
Dibintangi oleh Marshanda bersama Ariel Tatum, film ini mengangkat kisah ibu muda yang dikhianati suaminya dengan pengasuh anak mereka sendiri. Lebih dari sekadar drama, film ini mengupas luka batin perempuan yang ditinggalkan namun tetap berjuang menjaga martabat dan hak asuh anak. Pesan pentingnya: memaafkan bukan berarti melupakan, tapi memilih untuk tidak terus menghukum diri sendiri dengan kenangan pahit.
7.Hymn of Death (2018)
Tambahan dari Korea Selatan ini wajib masuk daftar kamu. Diangkat dari kisah nyata Yun Sim Deok, penyanyi soprano pertama Korea, dan Kim Woo Jin, seorang penulis drama pada masa penjajahan Jepang. Dibintangi oleh Lee Jong Suk dan Shin Hye Sun, drama ini menggambarkan cinta yang indah namun tragis. Hubungan antara dua jiwa yang saling mencintai tapi terhalang status sosial dan moral..
Secara psikologis,kisah ini menggambarkan konflik antara keinginan pribadi dan norma sosial. Film ini membuat kita memahami bahwa pengkhianatan bukan selalu soal fisik atau seks, melainkan bisa berupa pengkhianatan terhadap diri sendiri. Pada film ini digambarkan keadaan tersebut saat seseorang memilih jalan yang melanggar nilai inti mereka. Hymn of Death menunjukkan bagaimana cinta yang tidak bisa bersatu bisa menimbulkan depresi eksistensial. Tokoh utama bisa memiliki perasaan hampa karena kehilangan makna hidup. Meski berakhir tragis, kisah ini mengingatkan kita tentang pentingnya mencintai dengan kesadaran dan keseimbangan emosional.
Menonton film perselingkuhan dari kisah nyata bisa menjadi cermin untuk memahami emosi manusia yang kompleks. Dari rasa bersalah hingga keinginan untuk memaafkan, semua adalah bagian dari perjalanan batin yang nyata. Kadang, dengan menonton kisah mereka, kita bisa belajar tentang diri sendiri. Mulai dari bagaimana menghadapi kehilangan, bagaimana mencintai dengan bijak, dan bagaimana menyembuhkan hati yang pernah dikhianati.Karena pada akhirnya, setiap kisah pengkhianatan selalu menyimpan pelajaran tentang kesehatan jiwa, keteguhan hati, dan keberanian untuk sembuh.
