Logo Heal

ART, MONEY & TECHNOLOGY

Art, Money & Technology

Pentingnya Menyiapkan Dompet untuk Hari Tua, Hidup Tenang di Masa Pensiun

Pentingnya Menyiapkan Dompet untuk Hari Tua, Hidup Tenang di Masa Pensiun

Oleh :

Kita semua pernah dengar kalimat ini: “Nanti kalau sudah tua, pengen hidup tenang tanpa mikirin uang.” Kedengarannya manis ya, HEALMates? Tapi realitanya, buat banyak orang Indonesia, masa tua justru adalah fase di mana dompet jadi lebih tipis dari rambut bayi.

Ngaku deh, siapa di sini yang mikir soal dana pensiun itu urusan “Nanti aja”? Padahal, “Nanti” itu datang lebih cepat dari notifikasi Shopee PayLater pas lagi tanggal tua, lho. Waktu berjalan sangat cepat dan tanpa kita sadari kita sudah di masa itu. Jadi, ada baiknya kita mulai memahami pentingnya menyiapkan dana untuk hari tua ya, HEALMates. Yuk, kita bahas lebih dalam di artikel berikut ini. 

Mempersiapkan Masa Tua yang Lebih Tenang 

Banyak dari kita tumbuh dengan mindset bahwa nanti kalau tua ya tinggal sama anak. Anak bantu rawat, bantu biaya hidup, dan kalau bisa, bantu bayar asuransi BPJS yang sudah nunggak tiga bulan. Hmm, padahal anak juga pastinya punya kehidupan sendiri ya, HEALMates. 

Apalagi, dunia sekarang sangat dinamis. Anak-anak generasi sekarang bukan cuma menanggung hidupnya sendiri, tapi juga cicilan rumah, tagihan listrik, dan lain-lain. Artinya, berharap penuh pada mereka di masa tua bisa jadi beban yang sadar atau tidak disadari akan memperberat kehidupan mereka. Jadi, jangan sampai kita menjadikan anak sebagai investasi masa depan ya, HEALMates. 

Itulah kenapa, menyiapkan finansial buat masa tua itu bukan cuma tentang angka di rekening. Tapi soal kemandirian dan harga diri. Karena hidup tanpa beban finansial di usia senja, rasanya kayak bisa tidur siang tanpa mikirin bunyi token listrik. Ah tenangnya~

Dana Pensiun Investasi untuk Tidak Menjadi Beban

Alih-alih menjadikan anak sebagai investasi, kita mungkin bisa mengubah mindset kita dengan menyiapkan dana pensiun sebagai investasi yang sesungguhnya. Coba bayangin, kamu kerja keras puluhan tahun, tapi begitu pensiun, semua tabungan habis buat biaya hidup harian dan obat-obatan. Sedih, kan? Dana pensiun seharusnya jadi “bantal empuk” ketika kita berhenti kerja. Tapi sayangnya, masih banyak yang belum sadar pentingnya menyiapkan itu sejak dini.

Menurut OJK, hanya sekitar 10% pekerja di Indonesia yang punya dana pensiun pribadi atau melalui lembaga seperti DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Sisanya? Nah, ini yang masih jadi PR untuk kita. Padahal, menurut salah seorang pensiunan guru asal Banyumas yang berhasil HEALXSahabatJiwa wawancarai, Bu Yuni (60), menyiapkan dana pensiun itu “seperti nabung sabar.”

“Saya mulai sisihkan gaji sejak usia 30-an, dikit-dikit tapi rutin. Sekarang saya bisa nikmatin masa pensiun tanpa nyusahin anak. Bisa ngopi di teras tiap pagi, itu udah mewah banget buat saya.” ujar Bu Yuni sambil tersenyum lembut. 

Kalau melihat senyum lembut nan sumringah Bu Yuni, kita jadi bisa membayangkan ketenangan hidup yang dijalaninya di masa tua, HEALMates. Ternyata, dana pensiun adalah kunci untuk bisa hidup lebih tenang dan nyaman di masa tua. 

Fokusnya bukan soal besarannya, tapi konsistensinya. Kita bisa memulainya dari jumlah yang kecil asal dilakukan dengan disiplin dan rutin. Karena bunga majemuk itu ibarat karma finansial, kalau kita rajin, hasilnya balik berkali lipat.

Asuransi Kesehatan Juga Penting

“Ngapain punya asuransi, toh sekarang masih sehat?” Nah, itu dia kalimat paling sering diucapkan. Sampai nanti tiba-tiba sakit dan biaya rumah sakit lebih tinggi dari harga iPhone terbaru, kita justru kelabakan karena nggak punya dana darurat dan asuransi kesehatan. Kita harus mulai menyadari bahwa semakin tua, risiko kesehatan makin besar. Biaya medis di Indonesia juga masih terbilang tinggi untuk layanan-layanan tanpa asuransi ya, HEALMates. Apalagi, kalau di rumah sakit swasta dengan skala yang cukup besar. Karena itu, asuransi kesehatan itu sama pentingnya seperti dana pensiun. Ibarat kata, asuransi kesehatan ini seperti payung di musim kemarau, gak penting saat itu juga, tapi pas hujan datang, kita akan merasa sangat bersyukur karena udah punya payungnya. 

Pak Martin (62), mantan karyawan di salah satu BUMN di Indonesia mengatakan kepada HEALXSahabatJiwa bahwa asuransi adalah penyelamat di masa pensiunnya. 

“Saya kena stroke ringan dua tahun lalu. Untungnya, semua biaya rumah sakit ditanggung asuransi. Kalau nggak, bisa habis puluhan juta. Sekarang saya malah bantu istri ngurus kebun, hidup tenang karena gak pusing tagihan medis.”

Pelajarannya jelas ya, HEALMates. Asuransi itu bukan soal takut sakit, tapi soal menghargai diri sendiri dan keluarga. Karena yang paling berat bukan penyakitnya, tapi rasa bersalah kalau keluarga yang harus menanggung semuanya.

Tabungan Perawatan Lansia Investasi yang Jarang Dibahas

Ini bagian yang sepertinya jarang masuk obrolan-obrolan santai, tapi penting banget untuk dibahas. Kenapa begitu? Karena mau diakui atau nggak seiring bertambahnya usia banyak orang butuh perawatan khusus, mulai dari bantuan harian, pengawasan medis, sampai home care. Biayanya? Jangan kaget. Di Indonesia, biaya perawatan lansia bisa mencapai Rp4–8 juta per bulan, tergantung layanan dan kondisi kesehatan.

Keluarga Pak Hendro (68) dari Purbalingga misalnya, sempat mengalami masa sulit waktu istrinya membutuhkan perawatan harian. 

“Awalnya kami pikir bisa gantian rawat ibu. Tapi ternyata berat, baik waktu maupun tenaga. Karena terus terang, anak-anak saya masih bekerja. Akhirnya kami sewa perawat harian. Untungnya, kami sudah siapkan tabungan khusus buat itu. Kalau nggak, pasti bingung banget.”

Perawatan lansia bukan cuma soal uang, tapi juga soal kesiapan mental keluarga. Menyiapkan tabungan khusus artinya memberi ruang bagi semua pihak untuk tetap hidup dengan tenang, baik yang dirawat, maupun yang merawat.

Tapi Kan Gaji Pas-pasan, Gimana Mau Nabung?

Pertanyaan ini sepertinya pertanyaan sejuta umat yang dialami banyak orang. Jawabannya sederhana, mungkin kita bisa mulai dari apa yang bisa, bukan dari apa yang ideal menurut teori. Kalau nunggu gaji naik baru mulai nabung, ya selamat datang di lingkaran penyesalan. Mulai aja dari nominal yang kecil, misalnya Rp100.000 per bulan untuk dana pensiun pribadi atau potong sedikit dari pengeluaran nongkrong, jatah es kopi, dan lain-lain. 

Kuncinya bukan seberapa banyak, tapi seberapa rutin.

Sekarang juga sudah banyak aplikasi keuangan, instrumen investasi, dan produk pensiun yang bisa diakses cuma lewat ponsel. Jadi nggak ada alasan lagi buat nggak mulai.

Kita sering salah kaprah dan berpikir bahwa menyiapkan finansial masa tua dianggap semata-mata demi punya hidup mewah di usia senja. Padahal, yang dicari bukan kemewahan, tapi ketenangan. Betapa nyamannya menikmati masa tua dengan tenang dan fokus ibadah tanpa perlu memikirkan finansial. 

Jadi, apa yang bisa dilakukan sekarang? Mulai rencanakan dana pensiun pribadi. Coba riset produk DPLK atau reksa dana pensiun yang sesuai dengan profil risiko kamu. Kemudian, pastikan juga kamu punya asuransi kesehatan aktif. Jangan cuma andalkan BPJS Kesehatan, kamu mungkin bisa mempertimbangkan tambahkan asuransi jika memungkinkan. Selanjutnya, siapkan tabungan khusus perawatan lansia, bisa berupa deposito, emas, atau instrumen likuid lain yang mudah dicairkan.

Langkah konkret lainnya yang juga bisa dilakukan adalah mengedukasi keluarga. Cobalah untuk membahas soal finansial masa tua secara terbuka supaya hal ini tidak jadi beban tersembunyi di kemudian hari.

Bersiap untuk masa tua itu bukan tanda pesimis, tapi tanda sayang pada diri sendiri. Sebab pada akhirnya, kita ingin menua dengan kepala tegak dan hati tenang tanpa jadi beban siapa pun, termasuk anak-anak kita kelak. 

Seperti kata Bu Yuni tadi sambil menyeruput kopinya, “Tua itu pasti. Tapi tenang di masa tua, itu pilihan.” Pilihan itu, dimulai dari hari ini, HEALMates. Yuk, mulai menabung untuk masa tua! (RIW)

Bagikan :
Pentingnya Menyiapkan Dompet untuk Hari Tua, Hidup Tenang di Masa Pensiun

More Like This

Logo Heal

Kamu dapat menghubungi HEAL disini:

Heal Icon

0858-9125-3018

Heal Icon

heal@sahabatjiwa.com

Copyright © 2023 HEAL X  Sahabat Jiwa