Logo Heal

MENTAL HEALTH

Mental Health

Pentingnya Manajemen Emosi dalam Konflik Perselingkuhan

Pentingnya Manajemen Emosi

Oleh :

Berhadapan dengan konflik perselingkuhan bukan hanya soal patah hati, tapi juga perang batin antara harga diri yang runtuh dan tarikan emosi yang terasa seperti roller coaster tanpa ujung. Nggak heran, banyak orang yang akhirnya melampiaskan emosi dengan beragam cara. Ada yang menyerang  pelakor atau pebinor, ada yang mengunggahnya di media sosial hingga pelaku dihujat netizen, dan ada juga yang memilih diam dan  menarik diri. 

Saat cinta yang kita pegang erat dikhianati, dunia rasanya memang runtuh. Sejenak, kita sangat marah, kecewa, dan sedih. Lalu yang tersisa? Perasaan gagal dan menyalahkan diri sendiri. “Kenapa aku nggak cukup?”

Nah, jika kamu sedang ada di fase ini, peluk dulu diri kamu. Jangan menghakimi dan menyalahkan diri. Di sinilah pentingnya untuk membahas manajemen emosi dalam konflik perselingkuhan agar kita bisa mengelola emosi dengan lebih baik, HEALMates. 

Manajemen emosi sangat penting dalam konflik perselingkuhan karena di momen seperti itu, kamu sedang menghadapi salah satu bentuk pengkhianatan emosional paling berat dalam hubungan. Rasa sakitnya nggak cuma di hati, tapi juga bisa mengganggu cara pikir, harga diri, hingga fisik. Berikut beberapa alasan kenapa pengelolaan emosi menjadi krusial:

1. Emosi yang Tak Terkendali Bisa Menghancurkan Diri Sendiri

Saat diselingkuhi, wajar banget muncul emosi ekstrem seperti marah, kecewa, cemas, takut kehilangan, bahkan dorongan untuk balas dendam. Tapi kalau emosi itu meledak tanpa kendali, kamu yang paling tersakiti. Energi mental bisa habis, pikiran jadi kacau, pola makan dan tidur terganggu, sulit fokus, hingga self-esteem turun drastis. Adanya manajemen emosi membantu kamu agar tidak terseret gelombang emosi sampai tenggelam.

2. Membantu dalam Mengambil Keputusan dengan Jernih

Konflik perselingkuhan sering membawa pertanyaan besar, seperti “Harus bertahan atau pergi?”, “Apa hubungan ini masih bisa diperbaiki?”, “Bagaimana masa depan aku kalau pisah?” Keputusan besar ini tentunya nggak boleh diambil dalam keadaan butuh pikiran yang tenang. Sebab, emosi yang tidak dikelola ini bisa bikin kamu, bertahan karena takut, bukan karena cinta. Ada juga yang memilih pergi dalam amarah, lalu diserbu penyesalan di kemudian hari. Tak sedikit juga yang jadi mudah dimanipulasi oleh pelaku lewat gaslighting dan love bombing. Mengontrol emosi ini bukan untuk menahan rasa sakit, tapi agar kamu tetap berdaulat atas diri sendiri.

3. Melindungi Harga Diri dan Menetapkan Batasan

Perselingkuhan sering bikin kita mempertanyakan nilai diri kita sendiri, “Aku kurang apa?”, “Kenapa dia pilih yang lain?”, “Apa aku nggak layak dicintai?”, dan lain-lain. Nah, kalau emosi ini nggak diurai, kamu bisa jatuh ke pola merendahkan diri, memaklumi pengkhianatan, dan terjebak dalam hubungan yang toxic. Karena itulah, manajemen emosi perlu kamu miliki agar kamu tetap sadar bahwa kesalahan pasangan bukan cerminan nilai dirimu.

4. Menghindari Perang yang Tidak Perlu

Ketika emosi menguasai, konflik pun bisa lebih memanas yang akhirnya jadi pertengkaran tak berujung, kekerasan verbal atau fisik, maupun drama sosial media. Melibatkan keluarga atau teman justru akan memperkeruh suasana. Padahal dalam fase ini, kamu butuh keamanan emosional, bukan justru menambah rumit emosi dengan peperangan.

5. Healing Dimulai dari Pengakuan Emosi

Memaafkan atau melupakan bukan proses instan ya, HEALMates. Yang pertama harus kamu lakukan justru adalah mengakui rasa sakitmu, merasakan luka,  hingga memvalidasi perasaanmu. Mengelola emosi bukan tentang “tidak menangis” atau “harus kuat”, tapi tentang memberi ruang agar perasaanmu bisa diproses dengan sehat. Nah, dari sinilah pintu healing bisa terbuka.

6. Membantu agar Tidak Memikul Trauma ke Hubungan Berikutnya

Jika luka ini diabaikan atau ditahan paksa, ia justru bisa muncul kembali dalam bentuk lain,  misalnya trust issues, overthinking, takut menjalin hubungan, cemburu berlebihan, self-sabotage dalam hubungan baru, dan lain-lain. Nah, kemampuan manajemen emosi ini bisa membantu kamu menyembuhkan diri, bukan sekadar bertahan hidup.

Jadi, manajemen emosi dalam konflik perselingkuhan bukan soal terlihat kuat atau “baik-baik saja” ya, HEALMates. Lebih dari itu, ini juga tentang melindungi mentalmu, menjaga harga dirimu, dan mengarahkan hidupmu ke jalur yang tetap sehat meskipun hati sedang retak. Kamu boleh sedih, kamu boleh marah, tapi biarkan kamu yang mengarahkan hidupmu, bukan luka itu. 

Karena pada akhirnya, perselingkuhan memang menyakitkan, tapi kamu tetap punya kendali penuh atas bagaimana kamu bangkit kembali. Jadi, wajar banget kok kalau kamu merasa marah, kecewa, dan bahkan kehilangan arah. Kamu perlu memvalidasi perasaanmu itu. Sebab, emosi adalah reaksi natural tubuh terhadap trauma pengkhianatan. Jadi nggak perlu buru-buru terlihat kuat. Tapi, setelah itu, kamu perlu memberikan diri kamu sendiri ruang yang aman untuk merasakan dan memeluk dirimu sendiri. Tetap semangat ya, HEALMates! (RIW)

Bagikan :
Pentingnya Manajemen Emosi

More Like This

Logo Heal

Kamu dapat menghubungi HEAL disini:

Heal Icon

0858-9125-3018

Heal Icon

00 31 (0) 6 45 29 29 12

Heal Icon

heal@sahabatjiwa.com

Copyright © 2023 HEAL X  Sahabat Jiwa