Logo Heal

FASHION & BEAUTY

Fashion & Beauty

Kenapa Anak Perlu Dibiarkan Memilih Bajunya Sendiri? Ini Manfaat Psikologisnya

Kenapa Anak Perlu Dibiarkan Memilih Bajunya Sendiri? Ini Manfaat Psikologisnya

Oleh :

HEAL Mates, pernah nggak sih ngalamin pagi-pagi harus perang kecil sama anak cuma gara-gara memilih baju?

Ada yang mau pakai jaket tebal padahal matahari terik, ada yang ngotot pakai piyama ke sekolah, atau ada juga yang butuh waktu 20 menit hanya untuk memutuskan warna kaos. Kadang lucu, kadang bikin pusing, kadang juga bikin kita sebagai orangtua ingin rasanya langsung mengambilkan baju saja biar cepat selesai. Tapi… pernah kepikiran nggak kalau drama kecil itu sebenarnya punya manfaat psikologis besar untuk perkembangan anak?

Banyak orang tua mengira memilih baju hanyalah urusan estetika dan kenyamanan. Padahal, di balik kegiatan sederhana itu ada proses belajar, pembentukan karakter, dan latihan mental yang penting banget untuk masa depan mereka. Justru melalui hal-hal kecil seperti ini, anak belajar mengenal diri, belajar membuat keputusan, dan belajar bertanggung jawab. Yuk kita bahas lebih santai tapi bertumpu pada riset ilmiah supaya kita benar-benar paham kenapa “memilih baju” adalah momen emas dalam tumbuh kembang anak.

 

Latihan Mengambil Keputusan Sejak Dini

Kalau dipikir-pikir, kapan anak belajar mengambil keputusan? 

Bukan saat mereka remaja, bukan juga saat mereka mulai sekolah, tapi dari hal kecil saat memutuskan mau memakai baju apa hari itu. Nah, setiap kali anak memilih baju sebenarnya sedang berbicara dengan dirinya. Anak akan menimbang pilihan, memikirkan selera pakaian yang dia sukai, menentukan keputusan, dan menghadapi konsekuensinya (misalnya saat dipakai terasa panas atau dingin). Dalam psikologi perkembangan, ini disebut sense of agency.

Sense of agency adalah perasaan bisa memilih untuk dirinya sendiri. Anak yang punya sense of agency kuat cenderung lebih percaya diri, lebih mandiri, dan lebih berani menghadapi tantangan.Penelitian internasional juga menunjukkan bahwa anak yang dibiasakan membuat keputusan kecil sejak dini akan lebih jago memecahkan masalah. Jadi, kebiasaan memilih baju bisa menjadi strategi membangun kemampuan mengambil keputusan jangka panjang.

 

Kebebasan Terbimbing Meningkatkan Percaya Diri Anak

HEALMates pernah dengar Self-Determination Theory?. Teori ini menyatakan bahwa manusia, termasuk anak-anak mempunyai tiga kebutuhan dasar. Kebutuhan tersebut yaitu: merasa mampu, merasa terhubung, dan merasa punya otonomi. Ketika anak diberi kesempatan memilih baju mereka sendiri (tetap aman dan sesuai usianya), kebutuhan otonomi itu terpenuhi. Anak akan merasa dihargai, dipercaya, dan didengarkan. Dampaknya? Percaya diri mereka meningkat.

Kalimat sederhana seperti,
“Ayo pilih baju yang mau kamu pakai hari ini, nak”
Sejatinya akan membuat anak merasa punya suara dan kendali atas hidupnya. Hasil riset juga menunjukkan bahwa anak yang merasa keputusannya dihargai lebih stabil emosinya, lebih mandiri, dan lebih berani mencoba hal baru.

 

Pilihan Baju Membantu Anak Mengenal Dirinya

Setiap anak punya preferensi unik: ada yang suka warna cerah, ada yang suka baju longgar, ada yang nggak mau pakai baju bergambar apapun kecuali karakter favoritnya. Hal-hal ini bagian dari proses membangun self-concept atau konsep diri. Nah, Ketika kita membiarkan anak memilih, kita memberi ruang bagi mereka untuk memahami apa yang mereka suka. Kemudian mereka akan mengenali kenyamanan tubuh mereka sendiri. Pada akhirnya akan menguatkan identitas personal sejak dini. Anak yang lebih mengenal dirinya sejak kecil cenderung tumbuh dengan kepribadian yang kuat dan kemampuan membuat batasan yang sehat.

Studi di Indonesia, baik dari bidang pendidikan maupun terapi okupasi menunjukkan bahwa anak yang terbiasa dilibatkan dalam memilih pakaian mengalami peningkatan pada berbagai aspek. Mulai dari rasa percaya diri, motorik halus (misalnya saat mencoba memakai baju sendiri), kemandirian, dan kesiapan mengikuti kegiatan sekolah.

Guru-guru PAUD dan SD juga menyebutkan bahwa anak-anak yang terbiasa memilih bajunya sejak kecil lebih berani menyatakan pendapat dan lebih mudah mengikuti instruksi di kelas. Jadi, dampaknya tidak hanya dirasakan saat di rumah, tapi juga berpengaruh pada hubungan sosial dan dunia akademik.

 

Belajar Bertanggung Jawab Lewat Cara yang Aman

Memilih baju adalah peluang anak belajar tentang konsekuensi. Misalnya mereka memilih baju tebal di hari yang panas. Daripada memarahinya, orangtua bisa bilang:
“Panas ya? Besok coba kita pilih yang lebih tipis, ya.”

Pelajaran seperti ini membangun kemampuan refleksi tanpa membuat anak merasa disalahkan. Mereka belajar bahwa setiap pilihan punya dampak, dan itu sehat untuk perkembangan mental mereka.

 

Memahami Konteks Sosial Lewat Pakaian

Selain preferensi pribadi, anak juga perlu belajar bahwa pakaian punya fungsi sosial. Anak akan belajar bahwa setiap momen atau acara terkadang punya aturan khusus tentang pakaian. Contohnya ada baju untuk sekolah, baju untuk bermain, baju untuk cuaca tertentu, dan baju untuk acara keluarga.
Orangtua disini berperan memberi penjelasan sederhana. Misalnya:
“Kalau ke sekolah, kita pakai seragam supaya rapi dan sama seperti teman-teman.”

Pendampingan seperti ini membantu anak memahami norma sosial dan situasional, yang nantinya penting banget ketika mereka tumbuh menjadi remaja dan dewasa.

 

Nah, biar proses memilih baju jadi menyenangkan dan tetap terarah, ada beberapa tips yang mudah diterapkan:

  1. Batasi pilihan. Misalnya 2–4 baju saja, biar anak nggak bingung.
  2. Jelaskan alasan sederhana. Misalnya baju tipis cocok untuk cuaca panas dan sebaliknya.
  3. Buat aturan rutin. Sekolah wajib rapi, akhir pekan bebas bereksperimen.
  4. Ajak anak menata lemari. Dengan begitu mereka tahu kategori baju.
  5. Apresiasi proses, bukan hasilnya. Misalnya saat dia tepat memilih baju tebal di cuaca dingin, puji pilihannya.
  6. Biarkan kreativitas muncul. Selama aman, biarkan anak memadukan baju sesuka mereka. Meskipun bagi orang dewasa hasilnya agak unik.

Ada juga beberapa sikap yang perlu dihindari supaya proses memilih tetap positif:

  • Mengkritik pilihan anak terlalu keras

  • Memaksakan pilihan tanpa memberi penjelasan

  • Membandingkan anak dengan orang lain

  • Mengabaikan kenyamanan anak

Ingat ya HEALMates, tujuan utama membiarkan anak memilih baju adalah pembelajaran, bukan kesempurnaan penampilan.

Ketika anak terbiasa memilih baju dan memahami alasannya, artinya mereka sedang membangun banyak keterampilan penting. Keterampilan itu seperti: percaya diri saat membuat keputusan, pemahaman diri yang kuat, kemampuan mengkomunikasikan pendapat, kemampuan menilai situasi, dan kebiasaan refleksi. Semua kemampuan ini akan mereka pakai seumur hidup, baik di sekolah, pertemanan, hingga saat dewasa nanti.

Memilih pakaian mungkin terlihat sepele HEALMates. Namun, bagi anak proses ini adalah latihan penting untuk tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan mengenal dirinya. Dengan pendampingan yang hangat dan penuh pengertian, momen kecil di depan lemari setiap pagi bisa menjadi sarana komunikasi yang menyenangkan dan membuat mereka merasa dihargai. Karena terkadang hal besar dimulai dari langkah kecil. Dan pilihan baju adalah salah satunya.

Bagikan :
Kenapa Anak Perlu Dibiarkan Memilih Bajunya Sendiri? Ini Manfaat Psikologisnya

More Like This

Logo Heal

Kamu dapat menghubungi HEAL disini:

Heal Icon

0858-9125-3018

Heal Icon

halo@heal-sahabatjiwa.com

Copyright © 2023 HEAL X  Sahabat Jiwa