Logo Heal

MENTAL HEALTH

Mental Health

Kenali Kepribadian Anak untuk Membersamai Perkembangannya

Kenali Kepribadia Anak untuk Membersamai Perkembangannya

Oleh :

Setiap anak adalah pribadi yang unik ya, HEALMates. Karena itulah, cara membersamainya pun perlu disesuaikan. Di era parenting modern, orang tua semakin sadar bahwa setiap anak punya cara belajar dan mengekspresikan diri yang berbeda. 

Kita nggak bisa lagi pakai pola “satu cara untuk semua anak”, karena ternyata kebutuhan emosional dan cara komunikasi tiap anak itu sangat unik. Nah, salah satu pendekatan yang mulai banyak dipakai untuk mengenal kepribadian anak adalah Myers-Briggs Type Indicator (MBTI).

Walaupun awalnya MBTI dirancang untuk orang dewasa, namun banyak konsepnya yang relevan buat memahami “tendensi dasar” anak. Meski tentu saja, anak masih akan berkembang, tapi mengenal kecenderungan mereka sejak dini bisa membantu orang tua memilih pendekatan yang lebih tepat.  

Pentingnya Memahami Kepribadian Anak 

Tumbuh kembang anak itu bukan cuma soal fisik atau akademik HEALMates. Ada sisi emosional, sosial, dan psikologis yang justru jauh lebih menentukan karakter mereka nanti. Nah, berikut ini beberapa alasan kenapa sih kita perlu memahami kepribadian anak-anak. 

  1. Memberikan Dukungan yang Tepat

Salah satu alasan paling krusial kenapa kita perlu memahami kepribadian anak adalah agar bisa memberikan dukungan yang tepat bagi tumbuh kembangnya. Anak introvert misalnya, mungkin butuh waktu sendiri setelah pulang sekolah karena energinya terkuras. Sedangkan anak ekstrovert justru butuh ngobrol dulu sebelum fokus ke hal lain. Kalau orang tua sudah memahami kecenderungan ini, maka interaksi di rumah pun bisa lebih harmonis tanpa drama. Kita nggak akan bertanya-tanya lagi, “kok dia nggak mau cerita?” atau “kok dia berisik terus sih?”

  1. Membantu Anak Merasa Dipahami

Anak-anak itu sensitif banget terhadap rasa aman. Karena itulah, ketika mereka merasa “diterima apa adanya”, kepercayaan diri mereka bisa tumbuh lebih cepat. Dengan mengenal kepribadian anak, kita akan lebih tanggap dalam memberi ruang aman sesuai dengan kebutuhan mereka. 

  1. Meminimalisir Konflik

Kadang konflik muncul bukan karena anak “melawan”, tapi karena gaya komunikasinya nggak match dengan ekspektasi orang tua. Dengan memahami preferensi dasar anak, kita pun jadi bisa mengatur cara bicara dan memberi arahan dengan lebih efektif.

Tipe Kepribadian Anak Menurut MBTI

Apakah sebelumnya HEALMates sudah pernah mendengar MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator? Yep, ini adalah sebuah metode yang mengelompokkan kepribadian seseorang menjadi 16 tipe berdasarkan empat dimensi, yakni E/I (Ekstrovert–Introvert), S/N (Sensing–Intuition), T/F (Thinking–Feeling), dan J/P (Judging–Perceiving). 

Teori ini pada mulanya berasal dari teori tipe kepribadian Carl Gustav Jung, seorang psikiater Swiss yang mempublikasikan teorinya dalam buku Psychological Types pada tahun 1921. Namun kemudian, indikator MBTI ini dikembangkan dan disempurnakan oleh Katharine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers pada 1940–1970-an.

Pada dasarnya, MBTI pada anak belum bisa “ditentukan” tipenya secara final karena anak-anak cenderung masih berkembang termasuk dari segi kepribadiannya. Meski demikian, pola dasarnya biasanya sudah tampak sejak usia dini sehingga orang tua bisa sedikit memahami ke arah mana perkembangan kepribadian mereka. 

Menurut sejumlah sumber, MBTI pada anak ini tidak ditujukan untuk “mengotakkan”, tapi untuk melihat kecenderungan alami, bagaimana cara mereka memproses informasi, mengisi energi, dan merespons dunia.

Agar HEALMates lebih memahami apa saja tipe kepribadian dasar anak dari MBTI, berikut penjelasan lengkapnya.

1. Ekstrovert (E) vs Introvert (I)

Anak dengan kecenderungan Ekstrovert (E) biasanya tampak lebih hidup ketika berada di sekitar orang lain. Mereka seperti punya “charger” sosial sehingga semakin banyak orang maka mereka akan semakin semangat. Anak Ekstrovert ini cenderung cepat bercerita, spontan, aktif, dan cocok banget untuk aktivitas kelompok seperti bermain bersama atau proyek kolaboratif. 

Sebaliknya, anak Introvert (I) merasa lebih nyaman ketika punya ruang untuk sendiri. Mereka butuh waktu untuk re-charge setelah berinteraksi. Biasanya, anak Introvert lebih banyak mengamati terlebih dulu sebelum ikut gabung. Mereka suka aktivitas yang tenang dan merasa lebih nyaman bicara secara personal dibanding berada dalam keramaian.

2. Sensing (S) vs Intuition (N)

Anak dengan preferensi Sensing (S) cenderung fokus pada hal-hal konkret dan detail. Mereka belajar lebih cepat lewat praktik langsung dan instruksi yang jelas. Anak Sensing ini sering terlihat realistis, teratur, dan nyaman dengan langkah-langkah yang sistematis. 

Sementara itu, anak Intuition (N) punya imajinasi yang kuat dan menyukai ide-ide baru. Mereka sering bertanya “kenapa?” dan suka mengeksplorasi hal-hal abstrak atau cerita fantasi. Anak Intuition lebih mudah melihat pola dan gambaran besar daripada detail kecil, sehingga kadang tampak seperti “berkhayal” tapi sebenarnya sedang memproses sesuatu dengan cara mereka sendiri.

3. Thinking (T) vs Feeling (F)

Anak Thinking (T) biasanya membuat keputusan berdasarkan logika. Mereka suka penjelasan yang masuk akal dan tidak terlalu sensitif terhadap nada bicara. Anak dengan tipe ini cenderung objektif, sehingga kalau diberi kritik, mereka lebih melihat isinya daripada emosinya. 

Sebaliknya, anak Feeling (F) lebih mengandalkan perasaan ketika mengambil keputusan. Mereka umumnya sangat berempati, peduli dengan pendapat orang lain, dan mudah tersentuh oleh pujian atau apresiasi. Anak tipe ini juga sensitif terhadap suasana emosional di sekitarnya, sehingga perubahan kecil dalam mood orang tua atau guru bisa sangat mereka rasakan.

4. Judging (J) vs Perceiving (P)

Anak dengan kecenderungan Judging (J) biasanya sangat menyukai rutinitas dan rencana yang jelas. Mereka merasa lebih tenang ketika tahu apa yang akan terjadi, suka kerapian dan struktur, serta mudah stres jika ada perubahan mendadak. 

Sebaliknya, anak Perceiving (P) lebih fleksibel dan spontan. Mereka menikmati proses eksplorasi, cenderung santai, dan tidak terlalu suka aturan yang kaku. Anak dengan tipe ini biasanya lebih adaptif ketika rencana berubah dan sering menemukan cara baru atau unik untuk mengerjakan sesuatu.

Nah, menurut MBTI ini kecenderungan kepribadian seseorang termasuk anak-anak itu terbagi ke dalam 16 tipe.  Berikut ini rinciannya:

1. ISTJ (The Inspector/The Logistician)

Pribadi yang terstruktur, disiplin, logis, dan sangat bertanggung jawab.

2. ISFJ (The Protector/The Defender)

Lembut, penyayang, perhatian pada detail, dan suka membantu orang lain.

3. INFJ (The Advocate)

Mendalam, intuitif, visioner, dan sangat peduli pada nilai-nilai kemanusiaan.

4. INTJ (The Architect)

Strategis, mandiri, perencana ulung, dan suka ide-ide kompleks.

5. ISTP (The Virtuoso)

Praktis, logis, suka eksperimen, dan cepat menemukan solusi.

6. ISFP (The Adventurer)

Tenang, kreatif, sensitif, dan suka eksplorasi tanpa tekanan.

7. INFP (The Mediator)

Idealistis, hangat, empatik, dan punya dunia imajinasi yang kaya.

8. INTP (The Thinker)

Logis, analitis, suka berpikir mendalam, dan penasaran terhadap konsep abstrak.

9. ESTP (The Dynamo)

Spontan, aktif, cepat mengambil keputusan, dan suka tantangan.

10. ESFP (The Performer)

Ramah, ceria, penuh energi, dan suka suasana sosial yang hidup.

11. ENFP (The Campaigner)

Kreatif, penuh ide, empatik, dan antusias terhadap hal-hal baru.

12.  ENTP (The Debater)

Cerdas, cepat berpikir, suka debat sehat, dan suka inovasi.

13.  ESTJ (The Executive)

Terorganisir, tegas, suka aturan, dan kuat dalam memimpin.

14. ESFJ (The Consul)

Sosial, peduli, suportif, dan mudah memahami kebutuhan orang lain.

15. ENFJ (The Protagonist)

Pemimpin alami, penuh empati, persuasif, dan visioner terhadap masa depan.

16. ENTJ (The Commander)

Ambisius, kompetitif, strategis, dan sangat kuat dalam memimpin.

Pada akhirnya, memahami kepribadian anak bukan soal memberi label ya, HEALMates. Namun, langkah kita untuk belajar melihat bagaimana anak-anak kita memahami dunia. Sebab, setiap anak membawa cara unik dalam berpikir, merasa, dan mengeksplorasi hidupnya. Menarik sekali ya, HEALMates?

Kalau HEALMates ingin lebih memahami MBTI, HEALMates mungkin bisa membaca buku “Gifts Differing: Understanding Personality Type” karya Isabel Briggs Myers, “Please Understand Me” karya David Keirsey, atau buku klasik Carl Gustav Jung “Psychological Types” yang menjadi fondasi teori MBTI ini. Semoga bermanfaat ya, HEALMate! (RIW)

Bagikan :
Kenali Kepribadia Anak untuk Membersamai Perkembangannya

More Like This

Logo Heal

Kamu dapat menghubungi HEAL disini:

Heal Icon

0858-9125-3018

Heal Icon

00 31 (0) 6 45 29 29 12

Heal Icon

heal@sahabatjiwa.com

Copyright © 2023 HEAL X  Sahabat Jiwa