Logo Heal

ART, MONEY & TECHNOLOGY

Art, Money & Technology

Dampak Lingkungan Kerja Senioritas terhadap Kesehatan

Oleh :

Penulis : Marizka Nurul Sabilah

Kesehatan mental berkaitan dengan 3 hal yaitu pertama, bagaimana orang memikirkan, merasakan, dan menjalanin hidup sehari-hari; kedua, bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri dan orang lain; ketiga, bagaimana orang melontarkan berbagai alternatif solusi dan mengambil keputusan sehubungan dengan situasi di hadapan mereka (Yusuf, 2011).
Kesehatan mental mengacu pada kesehatan seluruh aspek perkembangan fisik dan psikologis seseorang. Kesehatan mental juga mencakup upaya mengatasi stres, kemampuan beradaptasi, dan cara berinteraksi dengan orang lain, serta terkait dengan pengambilan keputusan.
Kesehatan mental berbeda dari orang ke orang dan perkembangannya melibatkan dinamika. Pada dasarnya masyarakat dihadapkan pada situasi yang harus mereka selesaikan dengan menggunakan berbagai alternatif. Ada banyak orang yang menderita masalah kesehatan mental dari waktu ke waktu pada waktu-waktu tertentu dalam hidupnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah keadaan seseorang yang memungkinkan berkembangnya seluruh aspek perkembangan fisik, intelektual, dan emosional secara optimal dan selaras dengan perkembangan orang lain, dan kemudian akan dapat berinteraksi dengan lingkungan. Gejala kejiwaan dan fungsi kejiwaan seperti pikiran, perasaan, kemauan, sikap, persepsi, pandangan, dan keyakinan tentang kehidupan disatukan sedemikian rupa sehingga terjadi suatu keselarasan yang menghindari segala emosi seperti keraguan, ketakutan, kegelisahan, konflik batin (pertentangan pada diri sendiri).
Kesehatan Mental di Tempat Kerja
Peran penting lingkungan kerja dalam kehidupan manusia tidak bisa dianggap remeh. Lingkungan kerja tidak hanya menjadi tempat orang mencari nafkah, bersaing dalam bisnis, dan meningkatkan kesejahteraannya, tetapi juga merupakan sumber stres yang berdampak negatif pada kesehatan mental setiap orang yang berinteraksi dengannya. Contohnya seperti individu yang terkait di dalamnya antara lain adalah pejabat, pimpinan (Bos), pegawai atau karyawan.
Senioritas di tempat kerja dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental seseorang. Tekanan untuk bersaing dan mendapatkan pengakuan dalam lingkungan yang didominasi oleh senioritas dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Rasa tidak aman atau merasa diabaikan karena pemberian izin dapat mempengaruhi kesejahteraan mental karyawan. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan memberikan peluang yang setara bagi seluruh anggota tim.
Di beberapa tempat kerja, praktik pengucilan sosial atau geng gengan yang tidak inklusif dapat terjadi. Ini bisa muncul dalam bentuk senioritas, intimidasi, atau diskriminasi berdasarkan berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, ras, atau latar belakang budaya. Pengucilan semacam itu dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat secara emosional dan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental karyawan

Stres Berlebihan: Tekanan untuk membuktikan diri dan bersaing dengan rekan kerja dapat menyebabkan stres yang berlebihan.

Rasa Tidak Nyaman: Karyawan yang merasa diabaikan atau tidak dihargai karena faktor senioritas bisa mengalami rasa tidak nyaman dan kehilangan kepercayaan diri.

Kecemasan: Perasaan cemas atau khawatir akan berdampak senioritas terhadap peluang karir dan tanggung jawab pekerjaan dapat merugikan kesehatan mental.

Depresi: Jika seseorang terus menerus merasa tidak diakui atau mendapatkan perlakuan yang tidak adil, ini bisa berkontribusi pada perasaan depresi.

Kurangnya Motivasi: Rasa tidak adil dapat mengurangi motivasi dan minat terhadap pekerjaan, berpotensi mengurangi produktivitas.

Isolasi Sosial: Orang yang merasa terpinggirkan karena senioritas dapat mengalami isolasi sosial, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental.

Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin pemerintah/swasta untuk mengembangkan tips untuk meminimalkan penyebab yang dapat menimbulkan stres yang tidak semestinya dan mencegah berkembangnya masalah kesehatan mental seperti gangguan emosional.

Organisasi yang menyadari dampak negatif dari pengucilan biasanya berusaha untuk menciptakan kebijakan inklusif, memberikan kesadaran pelatihan kepada karyawan, dan mempromosikan budaya kerja yang menghargai keberagaman. Komunikasi terbuka dan dukungan dari manajemen juga penting untuk mencegah pengucilan dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.

Bagikan :

More Like This

Logo Heal

Kamu dapat menghubungi HEAL disini:

Heal Icon

0858-9125-3018

Heal Icon

heal@sahabatjiwa.com

Copyright © 2023 HEAL X  Sahabat Jiwa