Mengajarkan anak tentang uang bukan soal membuat mereka jadi materialistis, tapi soal mengenalkan makna “cukup”, bahwa uang bisa dicari, tapi kebijaksanaan dalam mengelolanya harus diajarkan. Semakin cepat mereka belajar tentang itu, semakin siap mereka menghadapi dunia yang nggak selalu murah hati.
HEALMates pastinya pernah lihat anak kecil yang minta mainan di minimarket terus marah-marah karena nggak dibeliin? Atau lihat anak yang tiap dikasih uang langsung habis buat beli jajan tanpa pikir panjang? Nah, dari situ aja sebenarnya kita sudah bisa lihat betapa pentingnya mengajarkan anak tentang uang sejak dini.
Masalahnya, topik uang sering dianggap “terlalu serius” buat anak-anak. Padahal, justru di masa kecil itulah momen terbaik buat menanamkan nilai-nilai finansial. Anak-anak masih penasaran, masih suka meniru, dan masih mudah dibentuk kebiasaannya. Karena itulah, kalau kita ajari dengan cara yang seru dan sederhana, mereka bisa tumbuh jadi pribadi yang lebih bijak soal uang. Bukan cuma pintar cari uang, tapi juga tahu cara mengelolanya.
Yuk, simak beberapa cara asyik dan ringan yang bisa HEALMates coba di rumah buat ngajarin anak tentang uang dan pengelolaannya.
Cara Seru Ajarkan Anak tentang Uang Sejak Dini
Beberapa hal yang bisa HEALMates lakukan untuk mengajarkan anak tentang uang sejak dini antara lain sebagai berikut.
1. Mulai dari Cerita Bukan Ceramah
Anak-anak nggak suka kalau diajak ngobrol dengan nada serius apalagi “dikasih tahu” kayak orang dewasa. Jadi, langkah pertama yang paling efektif adalah membungkus konsep uang lewat cerita. Kamu bisa mulai dari hal sederhana, misalnya lewat dongeng. Contohnya, ceritakan kisah tentang dua anak, satu yang boros dan satu yang rajin menabung. Lalu, tunjukkan apa hasilnya di akhir cerita. Selain itu, bisa juga lewat buku-buku anak seperti “Benny Belajar Menabung” atau “Si Kecil Belajar Uang” Cerita yang ringan ini akan membantu anak memahami bahwa uang bukan hal menakutkan, tapi sesuatu yang bisa dikelola dengan bijak. Mereka akan menangkap pesan lewat tokoh dan emosi, bukan lewat perintah.
2. Ajak Anak Kenalan Sama Uang Sungguhan
Anak kecil sering mengira uang itu muncul ajaib dari dompet orang tua. Ada juga yang mengira bahwa uang bisa keluar dengan sendirinya lewat mesin ATM. Nah karena itu, penting banget buat ngajari mereka bahwa uang punya nilai dan asal-usul. Kamu bisa mulai dari hal sederhana, seperti menunjukkan bentuk uang kertas dan koin, lalu jelaskan nilainya. Selain itu, mainkan permainan kecil seperti “toko-tokoan” di mana mereka bisa belajar menukar uang dengan barang.
Ajak mereka ikut membayar di kasir saat berbelanja, biar mereka tahu proses transaksi. Dengan cara ini, anak akan belajar konsep dasar, bahwa uang itu bukan cuma buat dibelanjakan, tapi juga sesuatu yang punya nilai dan harus digunakan dengan bijak.
3. Beri Mereka Celengan
Hampir semua anak pernah punya celengan, tapi sayangnya mereka cuma tahu, “kalau penuh, bisa dibuka dan dipakai untuk beli mainan.” Padahal, dari celengan aja kamu bisa mulai ngajarin konsep manajemen keuangan sederhana. Coba pakai tiga celengan berbeda yang masing-masing memiliki peruntukannya, satu untuk menabung (saving), satu untuk berbagi (sharing), dan satu lagi untuk belanja (spending).
Dengan sistem ini, anak belajar kalau uang bisa disimpan dengan tujuan yang berbeda-beda. Mereka juga akan memahami pentingnya keseimbangan antara kebutuhan pribadi, kepedulian sosial, dan perencanaan masa depan. Kalau kamu mau lebih seru, kamu bisa ganti celengan dengan toples bening atau amplop warna-warni. Anak-anak biasanya lebih semangat kalau bisa melihat uangnya bertambah setiap hari.
4. Libatkan Anak Saat Belanja
Banyak orang tua mikir, “Ah, anak masih kecil, nanti aja belajar soal belanja.” Padahal, belanja adalah cara paling nyata buat anak belajar tentang uang. Coba ajak anak ke supermarket atau pasar dan beri mereka misi kecil. Misalnya, “Kakak punya Rp20.000, coba pilih buah dan snack yang bisa dibeli dengan uang itu.” Selanjutnya, biarkan mereka berpikir, membandingkan harga, dan membuat keputusan sendiri untuk membeli barang apa yang sesuai dengan nilai uang itu. Kalau uangnya nggak cukup, itu juga pelajaran berharga, mereka belajar bahwa pilihan selalu ada konsekuensinya. Dari kegiatan sederhana ini, anak nggak cuma belajar berhitung, tapi juga belajar menunda keinginan, membuat prioritas, dan menghargai uang.
5. Gunakan Permainan dan Aktivitas Seru
Anak-anak belajar paling efektif lewat bermain. Jadi, kalau kamu mau ngajarin mereka soal uang, jadikan prosesnya fun dan interaktif. Beberapa ide permainan seru yang bisa kamu coba seperti:
- Monopoli atau The Game of Life: anak belajar tentang investasi, pengeluaran, dan konsekuensi finansial.
- Uang-uangan dari Kertas: ajak anak bikin uang mainan sendiri, lalu main jual-beli di rumah.
- Market Day di rumah: si kecil bisa menjual hasil karya mereka (gambar, kue, mainan bekas), dan kamu berperan sebagai pembeli.
Selain bikin mereka excited, aktivitas ini juga menanamkan rasa tanggung jawab dan apresiasi terhadap proses mendapatkan uang.
6. Ajarkan Konsep “Nilai” dan “Kebutuhan vs Keinginan”
Ini salah satu pelajaran penting yang sering terlambat diajarkan, yakni membedakan kebutuhan dan keinginan. Kamu mungkin bisa mulai dari hal kecil, seperti saat mereka minta mainan atau jajan.
Coba tanya, “Kamu butuh itu atau kamu ingin aja?”, lalu ajak mereka berpikir dan memberi alasan. Kalau mereka bilang “ingin”, bantu jelaskan bahwa nggak semua keinginan harus langsung dipenuhi. Kadang, menunggu itu juga bagian dari proses belajar mengatur diri. Dengan cara ini, anak akan lebih bijak dalam mengambil keputusan keuangan nanti. Mereka belajar self-control dan tahu bahwa uang sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang benar-benar penting.
7. Latih Anak Mengelola Uang Jajan
Uang jajan bisa jadi alat latihan finansial pertama bagi anak. Daripada selalu dikontrol, coba beri mereka uang jajan mingguan, bukan harian. Kenapa? Karena itu memaksa mereka belajar merencanakan. Kalau mereka boros di hari pertama, mereka akan merasakan akibatnya seperti tidak bisa jajan di hari berikutnya. Dari pengalaman kecil seperti ini, anak belajar konsep “budgeting” dan tanggung jawab finansial. Tentu saja, orang tua tetap perlu memantau, tapi biarkan mereka punya ruang untuk belajar dari kesalahan.
Anak-anak meniru lebih cepat daripada mendengar nasihat. Jadi, semua usaha di atas nggak akan maksimal kalau orang tua sendiri belum bisa memberikan contoh yang baik. Kalau kamu bilang “harus menabung”, tapi setiap weekend selalu belanja hal-hal nggak penting, maka anak akan lebih mudah meniru perilakumu daripada mendengarkan ucapanmu. Jadi, mulailah dari hal kecil seperti tidak membeli barang yang tidak perlu, mencatat pengeluaran, atau menabung bersama.
Mengajarkan anak soal uang bukan tentang membuat mereka “dewasa sebelum waktunya”, tapi tentang menyiapkan mereka jadi pribadi yang bijak dan bertanggung jawab. Sebab, uang adalah bagian dari kehidupan, semakin cepat mereka mengenalnya, maka semakin siap mereka menghadapi dunia nyata nantinya.
Kuncinya sih cuma satu, buat prosesnya menyenangkan. Kamu bisa lakukan lewat permainan, cerita, dan kebiasaan kecil, sehingga anak bisa belajar bahwa uang bukan hal yang menakutkan, tapi alat yang bisa membawa kebaikan kalau digunakan dengan benar.
Oh iya HEALMates, jangan lupa untuk beri apresiasi setiap kali mereka berhasil mengelola uangnya dengan baik, ya. Sekecil apa pun progresnya, apresiasi ini bisa jadi motivasi besar agar mereka bisa belajar jadi orang yang bijak dalam mengelola uang nantinya. (RIW)

