Logo Heal

ART, MONEY & TECHNOLOGY

Art, Money & Technology

Begini Cara Mengembangkan Skill agar Tidak Ketinggalan Zaman

Begini Cara Mengembangkan Skill agar Tidak Ketinggalan Zaman

Oleh :

Pernah dengar istilah “pekerjaan yang kamu lamar hari ini mungkin belum ada lima tahun lalu?” Kalimat ini bukan sekadar hiperbola ya, HEALMates. Kita hidup di era yang disebut disrupsi digital, di mana teknologi baru muncul dalam hitungan bulan yang terus mengubah cara perusahaan beroperasi. 

Pekerjaan yang dulunya tampak stabil, seperti operator administrasi manual atau entri data, kini bahkan sudah mulai digantikan oleh mesin dan kecerdasan buatan (AI). Menurut Laporan Future of Jobs Report 2025 dari World Economic Forum, ada sebanyak 39% skill kunci di dunia kerja akan berubah hingga 2030. Artinya, kalau kita berhenti belajar sekarang, kemungkinan besar kita akan tertinggal. 

Lalu, bagaimana cara mengembangkan skill agar tidak ketinggalan zaman? Yuk, kita bahas lebih lengkap dalam penjelasan berikut ini!

Masa Depan Karier dan Skill yang Dibutuhkan 

Saat ini, dunia kerja memang sudah bergeser ke teknologi digital. Persaingan juga tak lagi terbatas pada orang di kota atau negara yang sama. Selain itu, tren kerja remote juga membuat perusahaan bisa merekrut talenta dari mana saja. Jadi, bukan hal yang asing lagi jika perusahaan Indonesia bisa merekrut pekerja dari luar negeri, begitupun sebaliknya. 

Fakta ini tentunya bisa jadi alarm bahwa kita perlu memiliki skill atau kemampuan yang terus berkembang. Sebab, perubahan ini tak bisa dihindari. Satu cara agar kita bisa bertahan adalah menghadapinya dengan bekal skill yang bisa beradaptasi.

Selain teknologi, perubahan gaya kerja juga sangat memengaruhi tuntutan keahlian. Banyak perusahaan sekarang menerapkan sistem hybrid, proyek berbasis tim lintas negara, dan pendekatan data-driven untuk pengambilan keputusan. Sebaliknya, pekerjaan yang hanya mengandalkan rutinitas tanpa berpikir kritis biasanya akan tersisih dan sulit bersaing. Lalu, bagaimana kita bisa memastikan karier tetap relevan dan tidak digilas zaman?

Inilah alasan mengapa HEALMates perlu memahami jenis keterampilan yang akan dibutuhkan dalam beberapa tahun ke depan. Skill ini tidak hanya tentang menguasai teknologi, tetapi juga kemampuan manusiawi yang tidak bisa digantikan mesin maupun Artificial Intelligence (AI). Berikut ini beberapa skill yang sangat dibutuhkan di masa depan. 

  • Skill Berbasis Digital dan Teknologi 

Salah satu skill yang harus dipelajari untuk pekerjaan di masa depan adalah skill berbasis digital dan teknologi. Literasi digital sudah menjadi syarat dasar di hampir semua profesi. Menurut data National Skills Coalition, sekitar 92% pekerjaan saat ini membutuhkan keterampilan digital, mulai dari yang sederhana seperti mengoperasikan perangkat lunak hingga yang kompleks seperti analisis data. 

Beberapa skill teknis yang paling dicari saat ini meliputi kecerdasan buatan (AI) dan machine learning, big data analytics, keamanan siber, cloud computing, hingga user experience (UX) design. Kebanyakan perusahaan sekarang membutuhkan orang yang bisa mengolah data menjadi keputusan, melindungi sistem dari serangan, hingga merancang produk digital yang nyaman digunakan.

  • Softskill Humanis

Namun HEALMates, kemampuan teknis saja agaknya tidak cukup. Kita juga perlu memiliki  softskill humanis yang bisa mengimbangi hardskill teknologi. Sebab, saat ini softskill humanis makin banyak dicari karena sulit digantikan mesin. Banyak pekerjaan memang bisa dilakukan dengan AI, tapi ada hal-hal yang bisa dilakukan oleh AI dan masih perlu skill manusia, yakni kreativitas, inovasi, kemampuan berpikir kritis, dan pemecahan masalah yang kompleks. 

  • Skill Komunikasi dan Kolaborasi

Selain itu, kemampuan komunikasi, kolaborasi, adaptasi, serta kepemimpinan juga sangat penting dalam dunia kerja yang serba dinamis dan lintas budaya. Sebab, semakin terbukanya peluang untuk bekerjasama dengan banyak orang dari berbagai negara, maka kita dituntut untuk mampu bekerja dalam tim global dengan beragam budaya yang berbeda. Dengan memiliki kemampuan komunikasi dan kolaborasi, kita bisa menyampaikan ide secara meyakinkan, terlepas dari siapapun rekan kerja kita. 

  • Ketahanan Mental 

Hal yang tak kalah penting adalah ketahanan mental (resilience) dan kemampuan belajar seumur hidup (lifelong learning). Di dunia yang terus berubah, kita harus siap menghadapi kegagalan, mencoba hal baru, dan cepat beradaptasi. Perusahaan menghargai karyawan yang fleksibel dan mau belajar, bukan yang mudah panik saat teknologi baru datang.

Strategi Mengasah Skill agar Karier Tetap Relevan

Memahami skill yang dibutuhkan di masa depan hanyalah langkah awal. Tantangan sebenarnya adalah bagaimana kita bisa mengasahnya agar karier kita tetap relevan dengan dunia kerja dan perubahannya. 

Nah, ada beberapa strategi yang bisa HEALMates lakukan untuk “future-proof” karier nih. 

  • Pahami Kemampuan Diri

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah memahami kemampuan diri sendiri. HEALMates mungkin bisa menuliskan daftar kemampuan yang kamu miliki saat ini, baik teknis maupun non-teknis. Tandai mana yang sudah kuat, mana yang perlu ditingkatkan, dan skill baru apa yang mulai muncul di industri dan bisa kamu pelajari. Misalnya, jika kamu seorang marketer, kamu perlu melakukan refleksi apakah sudah menguasai data analytics? Jika seorang desainer, apakah sudah familiar dengan UX research dan AI dalam desain? dan lain sebagainya. 

  • Buat Roadmap Belajar 

Selanjutnya, kamu juga perlu membuat roadmap belajar yang realistis. Alih-alih mencoba belajar banyak hal sekaligus, kamu mungkin bisa fokus pada beberapa skill yang paling relevan dengan bidangmu. Misalnya, target enam bulan untuk mempelajari dasar Python, mengikuti kursus public speaking, atau membuat portofolio proyek digital. Buat target kecil yang terukur agar progresmu jelas dan tidak membingungkan.

  • Belajar dari Proyek Nyata

Perlu HEALMates pahami bahwa skill akan lebih cepat berkembang ketika kamu langsung mempraktikkannya dalam proyek yang nyata. Banyak penelitian menunjukkan bahwa dengan mempraktikkannya secara langsung, kita bisa belajar lebih cepat untuk menghadapi persoalan yang ada, berpikir kritis, kolaborasi, hingga memiliki kepercayaan diri. Kamu bisa mencari proyek freelance, magang, jadi kontributor, ikut hackathon, atau terlibat dalam kegiatan sukarela yang relevan dengan bidangmu.

  • Manfaatkan Platform Digital dan Ikuti Kursus

Kamu juga bisa memanfaatkan platform digital dan mengikuti berbagai kursus yang relevan. Saat ini, banyak platform pembelajaran seperti Coursera, Udemy, LinkedIn Learning, hingga IBM Skill Build yang menyediakan kursus berkualitas. Beberapa bahkan menawarkan sertifikasi resmi yang diakui perusahaan. Kamu bisa memilih kursus yang sesuai dengan kebutuhanmu, baik untuk pemula maupun profesional.

  • Bergabung dengan Komunitas Profesional

Hal berikutnya yang bisa kamu lakukan adalah bergabung dengan komunitas atau jaringan profesional. Pasalnya, belajar sendirian bisa terasa membosankan. Dengan bergabung ke komunitas, kamu bisa bertukar pengetahuan, mendapatkan mentor, dan memperluas koneksi. Networking sering kali membuka peluang pekerjaan atau proyek yang tak terduga.

  • Evaluasi dan Refleksi

Setiap beberapa bulan, kamu juga perlu melakukan evaluasi dan refleksi secara berkala. Hal ini sangat penting agar kamu bisa memantau seberapa jauh perkembangan skill kamu saat ini. Apakah target tercapai? Apakah ada skill baru yang perlu dipelajari? Nah, evaluasi rutin ini bisa membuat kamu menentukan langkah selanjutnya dan menyesuaikan arah agar tetap relevan.

Kunci Bertahan di Era yang Selalu Berubah

Dunia kerja sangat dinamis dan akan terus berubah seiring dengan dinamika yang terjadi dalam kehidupan. Lebih dari sekadar belajar skill baru, yang paling penting adalah memiliki mindset adaptif. Sebab, teknologi yang kamu pelajari hari ini mungkin saja akan digantikan besok. Oleh karena itu, yang terpenting adalah mental untuk selalu “siap belajar”. 

HEALMates, kita perlu memiliki growth mindset, yakni keyakinan bahwa kemampuan bisa dikembangkan dengan usaha dan pembelajaran, bukan bawaan lahir semata. Orang dengan growth mindset tidak takut mencoba hal baru atau gagal karena melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar. Mindset ini sangat berguna ketika kita harus mempelajari teknologi baru atau berpindah karier.

Pada akhirnya, karier yang tahan banting bukan soal menguasai satu bidang secara kaku, tetapi soal kemampuan belajar cepat, beradaptasi, dan menemukan cara memanfaatkan teknologi untuk memperkuat keahlian kita sendiri. Dunia mungkin berubah cepat, tapi kamu bisa tetap relevan kalau mau terus bergerak, HEALMates. (RIW)

Bagikan :
Begini Cara Mengembangkan Skill agar Tidak Ketinggalan Zaman

More Like This

Logo Heal

Kamu dapat menghubungi HEAL disini:

Heal Icon

0858-9125-3018

Heal Icon

heal@sahabatjiwa.com

Copyright © 2023 HEAL X  Sahabat Jiwa