HEALMates, pernahkah kamu merasa kurang bersemangat untuk datang ke kantor? Menganggap bahwa rutinitas pekerjaan terasa monoton dan akhirnya berpikir untuk melakukan pekerjaan sekadarnya saja? Rupanya, kondisi ini dikenal dengan istilah stagnasi, yakni sebuah kondisi ketika seorang karyawan merasa kehilangan motivasi dan gairah untuk berkembang. Kalau dalam istilah anak-anak muda saat ini namanya demotivasi.
Ternyata, fenomena stagnasi ini cukup sering terjadi di dunia kerja, lho HEALMates. Bahkan, banyak karyawan yang diam-diam merasakan hal serupa, tapi enggan membicarakannya karena takut dianggap tidak bersyukur. Padahal jika dipahami lagi, stagnasi adalah hal yang wajar dan bisa dialami oleh siapa saja.
Meski begitu, kondisi ini tentunya tidak boleh berlangsung terus menerus. Jika HEALMates mengalami hal ini, maka kamu perlu segera menemukan cara mengatasi demotivasi kerja agar kembali produktif. Berikut ini HEAL akan menyajikan beberapa strategi yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya.
Mengapa Karyawan Bisa Merasa Demotivasi?
Sebelum mencari jalan keluar, tentu langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah memahami akar masalahnya. Nah, kalau kata beberapa sumber sih ada sejumlah alasan mengapa seorang karyawan bisa mengalami demotivasi kerja. Beberapa di antaranya sebagai berikut.
- Rutinitas yang Berulang tanpa Tantangan Baru
Pekerjaan yang sama dari hari ke hari memang bisa membuat kita nyaman, ya HEALMates. Tapi, kadang kala kenyamanan itu justru berujung pada kebosanan. Ketika tidak ada tantangan baru atau peluang untuk belajar, kita seringkali mulai merasa tidak berkembang dan akhirnya merasa “Kok gini-gini aja”. Ini tentu bukan perasaan kurang bersyukur. Tapi, berada di zona nyaman terus menerus bagi sebagian orang memang membuat “stuck”.
- Kurangnya Apresiasi dan Pengakuan
HEALMates tentu pernah melihat quotes-quotes yang seliweran di media sosial, seperti “Percayalah, karyawan yang saat ini malas-malasan dan bekerja sekadarnya saja adalah karyawan yang dulunya rajin tapi kurang dihargai”. Nah, quotes ini seakan menunjukkan kepada kita bahwa salah satu faktor yang seringkali menyebabkan karyawan mengalami demotivasi adalah kurangnya apresiasi dan pengakuan dalam pekerjaan. Karyawan yang jarang mendapatkan apresiasi atas kerja kerasnya memang akan cenderung kehilangan motivasi. Rasa dihargai itu memang penting, ya HEALMates. Penghargaan ini bukan hanya soal bonus atau kenaikan gaji, tapi juga pengakuan sederhana bahwa pekerjaan yang telah kita lakukan sudah berhasil memberi kontribusi pada perusahaan.
- Tidak Ada Prospek Karier yang Jelas
Sulit rasanya mempertahankan semangat kerja jika kita tidak tahu ke mana arah karier kita akan dibawa. Jalur promosi yang kabur, minim kesempatan naik level, atau budaya perusahaan yang stagnan seringkali membuat karyawan merasa buntu. Pada akhirnya, mereka akan mengalami demotivasi karena kariernya terasa jalan di tempat.
- Burnout Terselubung
Kadang stagnasi bukan karena pekerjaan yang mudah, tapi justru karena kita terlalu lama bekerja keras tanpa istirahat yang cukup. Nah, kelelahan fisik dan mental ini juga bisa membuat kita kehilangan gairah untuk mencoba hal baru, lho HEALMates.
Dampak Negatif Demotivasi Kerja
Perlu kita pahami bersama ya, HEALMates bahwa rasa mandek di tempat kerja bukan hanya soal kebosanan. Jika dibiarkan terlalu lama, demotivasi ini bisa berdampak pada banyak aspek lho, baik personal maupun profesional. Berikut beberapa dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.
- Produktivitas Menurun
Salah satu dampak negatif yang akan sangat terlihat karena demotivasi adalah menurunnya produktivitas. Kita jadi cenderung bekerja sekadarnya, menyelesaikan tugas hanya karena kewajiban, dan tidak lagi memiliki semangat untuk memberikan kontribusi yang terbaik.
- Kehilangan Rasa Percaya Diri
Secara personal, demotivasi juga bisa mengakibatkan kita merasa tidak percaya diri. Apalagi, jika kita tidak berkembang, kita jadi meragukan kemampuan diri sendiri. “Apa aku sebenarnya tidak cukup bagus?”. Nah, pikiran seperti ini bisa muncul tanpa disadari.
- Menurunnya Kesehatan Mental
Stagnasi dan demotivasi yang berlarut-larut bisa memicu rasa hampa, stres, bahkan depresi ringan. Ini salah satu dampak yang harus kita perhatikan ya, HEALMates. Kita jadi sering merasa hidup tak ada artinya selain bekerja.
- Karier Tidak Berkembang
Tanpa kesadaran, stagnasi bisa membuat kita tertinggal jauh dari rekan kerja lain yang terus meng-upgrade diri. Apalagi, saat kita sering mengalami demotivasi, kita bisa dinilai sebagai karyawan yang kurang produktif sehingga tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan karier.
Semakin cepat kita menyadari dampak ini, maka kita akan semakin terdorong untuk mengambil langkah sebelum rasa mandek berubah menjadi krisis karier.
Cara Mengatasi Demotivasi agar Kembali Produktif
Kabar baiknya, stagnasi bukan akhir dari perjalanan karier. Kita bisa mengubah rasa mandek menjadi momentum untuk bangkit. Kuncinya ada pada perubahan mindset. Berikut beberapa cara yang bisa kamu coba untuk mengatasi demotivasi agar bisa produktif lagi.
1. Sadari dan Terima Kondisinya
Langkah pertama adalah berhenti menyangkal. Tidak perlu merasa bersalah jika sedang stagnan atau mengalami demotivasi. Pasalnya, mengakui bahwa kita sedang jenuh bisa jadi langkah awal untuk bergerak maju dan mulai mencari akar masalah, serta solusi yang sesuai. Sebab, kadang kita harus berhenti sejenak untuk menyadari arah yang ingin dituju.
2. Evaluasi Diri Secara Jujur
Coba tanyakan pada diri sendiri, apa yang membuat pekerjaan ini terasa mandek? Apakah karena kurang tantangan, tidak ada pengakuan, atau kita sendiri yang takut keluar dari zona nyaman? Nah, kamu bisa juga menuliskan penyebab kehilangan semangat yang kamu alami. Dengan begitu, kamu bisa tahu apa saja yang perlu diperbaiki.
3. Tetapkan Tujuan Baru
Pernah dengar pepatah “goals give life direction”? Tanpa tujuan, kita akan merasa bekerja tanpa makna. Jadi, mungkin ini bisa jadi salah satu solusi agar kamu kembali memiliki motivasi HEALMates. Buatlah target yang jelas, baik jangka pendek maupun panjang. Misalnya, belajar skill baru dalam tiga bulan ke depan, mengajukan ide proyek inovatif, atau menyiapkan portofolio untuk promosi. Dengan begitu, kamu jadi ada dorongan baru untuk kembali bersemangat.
4. Belajar Hal Baru
Demotivasi sering muncul karena kita berhenti belajar. Kamu mungkin bisa mencoba ambil kursus online, baca buku yang relevan dengan pekerjaan, atau minta tugas yang berbeda dari atasan. Dengan pengetahuan baru ini, barangkali kamu bisa memiliki energi baru.
5. Buka Percakapan dengan Atasan
Jangan takut untuk berdiskusi dengan atasan dan sampaikan perasaanmu dengan cara profesional. Mungkin saja perusahaan punya peluang yang bisa membuat pekerjaan lebih menantang atau memberi ruang pengembangan.
6. Perluas Jaringan dan Lingkungan
Lingkungan yang itu-itu saja bisa membatasi perspektif kita, lho. Jadi, cobalah bergabung dengan komunitas profesional, menghadiri webinar, atau berdiskusi dengan orang di bidang yang sama. Siapa tahu, kamu bisa mendapatkan semangat maupun inspirasi datang dari orang-orang baru.
7. Keluar dari Zona Nyaman
Jika demotivasi datang karena terlalu lama di tempat yang sama, kamu mungkin bisa mempertimbangkan untuk mencoba tantangan baru. Bisa dengan mengambil proyek yang berbeda, pindah divisi, atau bahkan mencari peluang di tempat lain. Meski menakutkan, keluar dari zona nyaman sering kali jadi kunci untuk berkembang, lho.
8. Beri Self Reward
Self reward juga penting untuk kita berikan kepada diri kita sendiri, HEALMates. Jangan lupa, produktivitas tak akan kembali jika kita kelelahan dan tidak mendapatkan penghargaan, termasuk dari diri kita sendiri. Mungkin kita bisa sesekali memberikan hadiah untuk diri kita sendiri, misalnya sesuatu yang sangat kita inginkan, menonton di bioskop, atau sekedar staycation di suatu tempat. Mengapresiasi diri sendiri penting untuk menjaga semangat.
Itu dia beberapa cara mengatasi demotivasi kerja yang bisa HEALMates lakukan. Stagnasi atau demotivasi di tempat kerja memang nggak menyenangkan, tapi bukan berarti ini adalah akhir dari segalanya, kok. Justru dari rasa mandek inilah kita bisa menemukan kembali semangat. Kuncinya adalah berani jujur pada diri sendiri, mengevaluasi penyebabnya, lalu mengubah mindset “aku stuck” menjadi “aku siap bergerak lagi.” Tetap semangat ya, HEALMates? (RIW)