Oleh : Pamungkas

Gangguan kecemasan sering kali menjadi momok perbincangan di kalangan anak muda. Dimana mereka sedang gencar dihadapkan dengan hal-hal yang membuat adrenalin terpacu dalam meraih sesuatu, dan hal itu menjadi pemicu utama terjadinya gangguan mental ini hingga mengganggu kehidupan sehari-hari.

Lalu apa sih gangguan kecemasan itu? Mari kita pahami bersama-sama ya, Sahabat Jiwa!

Setiap hari manusia dihadapkan pada berbagai situasi atau kejadian yang memicu munculnya kecemasan. Misalnya jangka waktu pekerjaan, ujian yang mendadak, mendekati hari H dalam suatu kegiatan, dan sebagainya. Sedangkan orang yang menderita gangguan kecemasan akan mengalami kecemasan yang berlebihan dan terus menerus, seiring berjalannya waktu gangguan kecemasan ini bisa bertambah parah dan mengganggu kehidupan.

Gangguan mental ini sering kali disebut gangguan kecemasan adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau takut secara berlebihan dan tidak terkendali yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Apabila tidak mendapatkan penanganan, penderita akan mengalami kehidupan dua kali lebih buruk dari biasanya sehingga sulit berinteraksi sosial dengan orang lain.

Menurut Okta Defriansyah dkk 2016 dalam artikel ilmiah yang berjudul “Gangguan Cemas Menyeluruh”, kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki kerentanan yang akan menimbulkan malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Weinberg & Gould (2007) mengemukakan kecemasan adalah bentuk emosi negatif yang ditandai dengan kegelisahan, rasa khawatir, dan ketakutan yang berhubungan dengan kegairahan. Kaplan, Saddock & Grebb (Dalam Fausiah & Widury, 2007) menyatakan bahwa kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi seiring perkembangan, perubahan perkembangan baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup .

Kecemasan pula sering terjadi di dunia olahraga, awal dan akhir pertandingan dalam olahraga sangat dipengaruhi oleh tingkat kecemasan dari atlet, wasit, maupun penonton. Kecemasan tersebut terjadi karena adanya bayangan sebelum pertandingan dan juga pada saat pertandingan, lalu sifat kompetisi olahraga menurunkan kepercayaan diri dari penampilan atlet. Terlebih sebagian besar pemicu utama dari kegagalan para atlet adalah kecemasan. Perasaan cemas yang mengakibatkan terganggunya kemampuan individu atau tim dalam mengeluarkan segala kemampuan fisik yang dimilikinya.

Gejala yang muncul dapat meliputi :

– Merasa selalu tegang,

– Merasa cemas, bahkan untuk hal yang sepele,

– Merasa uring-uringan,

– Merasa resah dan tidak bisa tenang,

– Merasa selalu ketakutan,

– Merasa sulit konsentrasi,

– Merasa mual dan ingin muntah,

– Merasa sakit perut,

– Merasa sakit kepala,

– Detak jantung berdetak lebih cepat,

– Keluar keringat yang berlebihan,

– Badan gemetar,

– Otot di sekujur tubuh terasa tegang,

– Menjadi mudah terkejut,

– Napas menjadi pendek.

Cara menangani kecemasan pada atlet menurut Galih Dwi Pradipta dalam artikel ilmiah yang berjudul “Kecemasan Mempengaruhi Performa Atlet Dalam Bertanding” Atlet harus biasa mengusai atau mengontrol keadaan jiwa untuk mengurangi kecemasan pada waktu bertanding, langkah-langkahnya berikut :

1. Fokus mengontrol emosi

Fokus dalam hal ini yaitu mengontrol kemampuan dalam berkonsentrasi pada saat bertanding, sehingga atlet mampu mengeluarkan kemampuan maksimalnya. Fokus pada taktik dan strategi atlet akan dengan mudah mengabaikan beberapa hal yang menjadi sumber kecemasan, baik itu dari luar maupun dari dalam, dengan memahami dan berfokus pada strategi sekaligus kekuatan tim maupun kekuatan individu, pemain akan menemukan rasa percaya diri untuk menjalani pertandingan.

2. Selalu Berpikir Praktis

Atlet harus memiliki pemikiran yang praktis sehingga ketika bertanding mampu menikmati jalalnnya pertandingan, dengan menikmati permainan para pemain tidak akan memikirkan hasil, yang akan muncul adalah usaha yang maksimal untuk menikmati permainan tersebut. Ketika para pemain mampu menikmati permainan, maka kemampuan terbaik mereka akan muncul. Dengan kondisi yang nyaman seperti itu, kecemasan akan sirna dari benak para pemain.

3. Fokus pada pertandingan bukan kemenangan

Fokus dengan mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki atlet, jangan memikirkan kemenangan dalam bertanding, dengan memikirkan kemenangan maka atlet akan merasa terbebani sehingga kecemasan dapat muncul. Hal tersebut dapat mempengaruhi performance atlet. Keluarkan kemampuan yang dimiliki dalam bertugas dipertandingan hal tersebut yang harus dilakukan atlet.

4. Terus Bergerak

Bergerak dengan aktif akan bermanfaat untuk mengurangi kecemasan. Bergerak akan membantu mengalihkan perhatian. Pemanasan bisa menjadi solusi agar para pemain tetap bergerak. Pemanasan tidak hanya berfungsi sebagai aktivitas untuk menyiapkan otot, tetapi juga untuk menyiapkan mental agar tidak tegang. Orang yang tegang akan membuat otot-otot tubuhnya menjadi kaku. Begitu pula sebaliknya, orang yang hanya berdiam diri akan menyebabkan otot kaku, otot yang kaku cenderung membuat orang untuk berandai-andai. Untuk itu, menggerakkan otot akan membantu mengurangi rasa cemas.

5. Berpikir positif

Atlet membuat kata-kata positif pada dirinya sendiri, atlet harus belajar berbicara pada dirinya sendiri dengan mengatakan kalimat-kalimat yang bersifat positif. Kalimat seperti “saya pasti bisa”, “saya mampu menang”, kalimat singkat mampu mengurangi kecemasan atlet dan menambah kepercayaan diri dalam bertanding.

Nah itu dia Sahabat Jiwa tentang penyakit mental terhadap seorang atlet! Sebetulnya, ada banyak sekali jenis Anxiety disorder dan seseorang bisa mengalami lebih dari satu jenis gangguan itu dalam satu waktu, termasuk anak-anak dan remaja. Jika kalian merasakan gejala-gejala di atas segera konsultasi pada dokter ya! Makin cepat kondisi terdiagnosis, makin banyak pilihan penanganan medis yang bisa diambil untuk membantu penanganannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed