Oleh : Fakhrunnisa

Saat ini internet sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dalam berbagai hal, setiap orang tidak bisa jauh dari internet, baik digunakan pada komputer, laptop, tablet, smartphone, maupun teknologi lainnya. Berdasarkan KBBI, internet merupakan jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas komputer yang terorganisasi dari seluruh dunia melalui telepon atau satelit. Dengan begitu, adanya internet memudahkan untuk terhubung dengan dunia yang sangat luas.

Dapat dikatakan dengan adanya internet sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Manfaat tersebut seperti memudahkan memperoleh informasi dari berbagai belahan dunia dengan sangat cepat dan lengkap; Memudahkan dalam mengakses pengetahuan mengenai berbagai hal; sebagai media hiburan yang murah dan mudah untuk diakses; sebagai hubungan terjalinnya komunikasi atau mempertemukan dengan setiap orang dari berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, manusia tidak bisa lepas dari internet, apalagi dari dunia maya. Manfaat itu akan bertambah seiring dengan semakin majunya teknologi serta bagaimana setiap orang memanfaatkan hal tersebut secara positif dan tepat. Jika tidak dapat memanfaatkan dengan tepat, maka akan membawa pengaruh yang tidak baik dan merugikan.

Tidak bisa menutup mata bahwa dengan luasnya jangkauan dari internet yang memiliki berbagai kebaikan, namun jika disalahgunakan dan tidak dipertanggungjawabkan akan dapat memberikan dampak yang tidak baik dan sangat merugikan. Adanya kejahatan-kejahatan internet yang dapat terjadi dan sama mengerikannya dengan kejahatan yang terjadi di luar jaringan. Salah satu dari kejahatan yang terjadi di internet atau cybercrime adalah cyberbullying .

Berdasarkan The United Nations Children’s Fund (UNICEF) (2020) cyberbullying adalah sebuah kejadian atau perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Perundungan ini dapat terjadi di media sosial, pesan singkat, website, ruang dialog, platform permainan, maupun telepon seluler. Cyberbullying mengacu pada tindakan membagikan konten, baik foto, video, maupun tulisan yang digunakan untuk mempermalukan, mengomel, mengancam, dan melecehkan seseorang secara luas. Cyberbullying juga dapat berupa menyerang dengan mengirimkan pesan dengan kata-kata kasar, menyebarkan propaganda, dan tuduhan palsu yang bertujuan untuk mengejek, menakut-nakuti, membuat marah, atau mempermalukan seseorang. Selain itu, meniru identitas dan mengirimkan pesan jahat kepada seseorang dengan menggunakan nama orang lain atau melalui akun palsu juga termasuk ke dalam cyberbullying .

Cyberbullying memiliki perbedaan dengan perundungan yang dilakukan secara langsung. Korban dari cyberbullying tidak mengetahui pasti siapa pelakunya karena tertutupnya atau sedikitnya informasi mengenai orang yang melakukan perundungan, anonim, penggunaan idetitas palsu, atau bahkan pelaku bukanlah dari orang yang dikenal oleh korban, melainkan hanya mengetahui korban melalui media sosial. Cyberbullying dilakukan secara agresif, disengaja, dan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu.

 

Berdasarkan data yang diperoleh UNICEF (2020) mengenai Bullying di Indonesia diketahui bahwa 45% dari 2.777 responden yang berusia 14-24 tahun pernah mengalami cyberbullying . Jenis cyberbullying yang dialami oleh respoden yang paling umum menurut 1.207 responden, di antaranya 45% menyampaikan melalui aplikasi chatting, 41% menyebarkan foto atau video pribadi tanpa izin, dan 14% jenis menyampaikan lainnya.

Cyberbullying tentu memberikan dampak yang sangat buruk terhadap korbannya.

Menurut penelitian yang berjudul Relationship Between Cyberbullying, Positive Mental Health, Stress Gejala and Teachers’ Cybercompetence (2023) yang dipublikasikan oleh Journal of School Violence dan penelitian yang berjudul Relationship of Cyberbullying and Mental Health in Malaysian Society (2023) yang dipublikasikan oleh International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences mengatakan bahwa korban cyberbullying dapat merasakan tekanan baik secara emosional maupun psikologis, sehingga berdampak buruk pada kesehatan mental korban.

Ketika kondisi mental seseorang yang dalam keadaan yang baik dan utuh, maka orang tersebut memiliki tingkat dimensi positif yang tinggi dan tingkat dimensi negatif yang rendah. Akan tetapi, cyberbullying menyebabkan korban merasakan tingginya tingkat dimensi negatif dan rendahnya tingkat dimensi positif. Adapun gejala yang dirasakan oleh korban cyberbullying di antaranya:

1. Gangguan Kecemasan

Korban akan sangat mempertimbangakn segala tindakannya karena cemas mendapatkan komentar buruk atau pandangan buruk dari orang yang melihatnya. Kecemasan ini dapat terlihat dari kondisi fisiknya, seperti berkeringat, nafas tidak beraturan, tangan gemetar, detak jantung meningkat, serta munculnya ketakutan.

2. Depresi

Menurut penelitian yang berjudul Hubungan Perilaku Cyberbullying di Media Sosial dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa S1 Keperawatan UMKT (2022) yang dipublikasi oleh Borneo Student Research Biasanya korban cyberbullying mengalami depresi dikarenakan tidak mempunyai ruang untuk bercerita mengenai masalah yang dialami. Korban juga tidak bisa menceritakan hal suka mapun duka tersebut kepada orang sekitarnya, sehingga berusaha menanggung dan menahan semuanya sendiri. Dengan begitu memenuhi pemikirannya sendiri.

3. Memiliki Kepuasan Hidup Rendah

Pelaku cyberbullying akan selalu menilai buruk segala tindakan yang dilakukan oleh korban. Sehingga, membuat korban merasa segala tindakannya salah dan tidak berguna. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam hidupnya karena merasa tidak bahagia dan merasa kurang dalam segala hal yang dilakukannya.

4. Menghindari Aktivitas Sosial

Dikarenakan apa yang dialaminya di dunia maya, membuat korban cyberbullying lebih mudah berpikiran negatif, overthinking, dan khawatir jika orang disekitarnya berpikiran atau bersikap sama dengan orang-orang di dunia maya. Sehingga membuat korban menghindari aktivitas berhubungan dengan orang banyak secara langsung. Selain itu, korban khawatir tidak dapat menyembunyikan atau menutupi perasaan yang dirasakan akibat cyberbullying di depan orang-orang.

5. Kepercayaan Diri Menurun

Korban cyberbullying dapat mengalami penurunan dalam kepercayaan dirinya atau bahkan kehilangan kepercayaan diri karena biasanya pelaku cyberbullying akan menyerang korban dengan segala hal yang berkaitan dengan diri korban secara terus-menerus, seperti mengejek fisik atau sejenisnya. Sehingga, korban akan terus memikirkan apa yang disampaikan oleh pelaku hingga mengecap dirinya seperti apa yang disampaikan oleh pelaku dan mengakibatkan menurunnya kepercayaan diri korban.

6. Menyakiti Diri Sendiri

Ketika korban merasakan emosi dalam dirinya sangat meluap dan tidak bisa mengendalikannya, timbullah keinginan untuk menyakiti dirinya sendiri. Melukai diri sendiri dianggap sebagai pelampiasan dari emosinya yang tidak bisa diutarakan atau disampaikan kepada orang lain.

7. Memiliki Niat Bunuh Diri

Dampak paling buruk yang dialami oleh korban cyberbullying adalah ketika sudah memiliki niat untuk bunuh diri. Kondisi ini bisa terjadi ketika korban tidak dapat mengatasi apa yang dirasakannya selama mendapatkan perundungan. Korban sudah merasa sangat tertekan dengan segala perundungan yang didapatnya di media sosial. Selain itu, korban tidak mendapatkan penanganan yang dibutuhkan atau dukungan yang dibutuhkannya selama mengalami permasalahan sebagai korban cyberbullying .

Cyberbullying bukanlah permasalahan yang bisa dianggap kecil. Meskipun korban dan pelaku tidak bertemu secara langsung, namun bisa lebih berbahaya. Tidak dapat dipungkiri, cyberbullying akan terus meningkat sejalan dengan semakin berkembangnya aksesibilitas internet dan media sosial. Oleh karena itu, perlunya ketegasan mengenai tindakan cyberbullying dan perlunya peningkatkan kepedulian dan pencegahan bagi korban cyberbullying . Korban membutuhkan dukungan dan bantuan yang tepat agar kesehatan mentalnya tetap terjaga. Sehingga tidak menimbulkan perasaan trauma. Selain itu, untuk menjaga kesehatan fisik yang bisa disebabkan oleh kesehatan mental.

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed